Selasa, 31 Maret 2015

BENAHI MENTAL MANUSIANYA DAN LAKUKANLAH PENDAMPINGAN

Hari ini terasa lebih bersemangat, tidak seperti biasa ketika mengikuti seminar, pelatihan, training atau semacamnya yang terkadang membosankan. Pada satu diskusi terbatas dengan tema sosial. Kali ini inspirasi bukan di hadirkan oleh pemateri tetapi dari peserta. Saya menyimak dengan cermat suatu kisah dari seorang  bapak yang pernah bekerja menjadi abdi negara tepatnya seorang mantan camat. Bisa di bilang curhat ataupun nasehat. Cerita tentang program bantuan pemerintah yang bertujuan untuk membantu masyarakat miskin dengan pemberian modal kerja  tetapi dalam aplikasinya bantuan tersebut di salah-gunakan untuk kepentingan konsumtif. 

Sambil menghela nafas panjang,  Bapak tadi berujar "sudah di beri alat usaha  malah dijual untuk membayar hutang, di beri hewan ternak malah dijual untuk kebutuhan makan. Di beri uang tunai malah di belikan cewek di lokalisasi. Dan mereka yang di bantu akan terus berdiam diri pada lembah kemiskinan. Jika ada kemauan untuk berubah dari yang dibantu dan pendampingan dari yang membantu tentu setiap program bantuan akan berjalan dengan efectif.  Tidak selalu dengan modal yang banyak untuk menjadikan usaha besar. Paling penting adalah sumber daya manusia. Otak yang sehat dan tenaganya kuat. Benahi dulu mental manusianya sebelum diberikan bantuan, supaya segala bentuk bantuan tidak dialokasikan dengan salah. 

Bantuan uang tunai senilai lima ratus ribu rupiah pun jika di berikan kepada mereka yang bermental pejuang (mau berusaha, berkarya dan bekerja keras dengan kesungguhan  ) akan sangat bermanfaat. Apalagi ada pendampingan (diawasi, diarahkan dan mencontohkan ). Jika itu di lakukan, dalam waktu yang cepat bantuan tersebut akan berkembang dan muara akhir dari tujuan yang membantu maupun yang dibantu adalah kesejahteraan bisa segera dicapai

Bapak tadi juga memberi contoh-contoh sederhana. Bermodalkan otak  kreatif, petugas jasa parkir di warung-warung ramai pengunjung mampu mengisi kantong saku setiap hari tak kurang dari seratus ribu rupiah. Bermodalkan lima ratus ribu rupiah saja pedagang gorengan bisa mengantongi keuntungan tak kurang dari  dua ratus ribu rupiah perhari. Diakhir cerita, ada satu kalimat yang menurut saya penuh dengan sindiran tajam. Sampai-sampai saya sempatkan untuk mencatat" lebih dari dua ratus lima puluh juta jiwa penduduk indonesia dengan beragam kebutuhan dan tidak terbatasnya setiap keinginan mereka, kenapa masih ada saja alasan terbatasnya lapangan kerja?". Semakin besar jumlah penduduk diiringi dengan besarnya jumlah lapangan pekerjaan karena pada dasarnya setiap lapangan kerja di tujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia.

Rasa ngantuk saya hilang mendengar kalimat dari si bapak . Kata-kata yang disampaikan dengan lantang dan penuh semangat. Saya menangkap dua hal yang memberi pencerahan. Benahi mental manusianya dan lakukanlah pendampingan. Dua hal yang penting ketika saya membuat suatu progam. Tidak sekedar meluncurkannya setelah itu tidak berkelanjutan. Menata mental juara bagi mereka yang akan melaksanakannya dan terus mendampinginya supaya bisa.

Mendampingi tidak hanya sekedar mengawasi dan mengarahkan agar setiap program berjalan dengan baik tetapi yang penting juga  mencontohkan apakah program itu bisa di laksanakan dengan baik pula. Jika sikap mentalnya saja tidak sejalan dengan program yang di berikan di tambah lagi tidak ada pendampingan apakah mungkin tujuan bisa diraih.

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...