Catatan Keenam : Ekspedisi Perbukitan Walikukun 2020 Sabawana mahacita Indonesia
Tepat
satu hari menjelang Hut RI ke 75 saya menuju ke Desa Gamping Kecamatan
Campurdarat. Selain untuk bersilaturahmi kepada kawan pecinta Alam
tujuan saya dalam rangka melaksanakan misi Ekspedisi Perbukitan
Walikukun. Sebelumnya kami sudah janjian untuk eksplore Goa Goa
bersejarah di Desa Gamping tempat temuan Fenomenal manusia Purba
Wajakensis Sekalian menyaksikan persiapan pengibaran bendera raksasa di
Tebing Cerme di desa Gamping.
Perjalanan
ekspedisi hari ini menelusuri Perbukitan Walikukun yang Masuk di Desa
Gamping Kecamatan Campurdarat. Keingintahuan saya terjawab sudah
mengenai tugu penemuan manusia purba yang kami kira terletak di Desa
Wajak Kidul Sebagaimana nama Homo Wajakensis diambil dari nama Desa Di
Kecamatan Boyolangu tersebut ternyata salah. Pada zaman Belanda Desa
Gamping masuk dalam Distrik Wajak sehingga penemuan tersebut dinamakan
sesuai Distrik yaitu Wajak.
Saya mengajak
kawan untuk melacak keberadaan Pohon Walikukun. Mengenali ciri fisik
Pohon Walikukun yang berbaur dengan semak belukar dan seberapa jauh
sebaran pohon tersebut di perbukitan Walikukun. Mengawali Perjalanan
dari Punden Homo Wajakensis naik ke atas terdapat rintisan wisata desa
yang dikelola Pokdarwis Wajakensis Jatipurbo yang berada di hutan jati
dan saat ini masih dalam tahap pembangunan. Menyisir lereng bawah lokasi
wisata kami banyak menemukan pohon Kare (Salam Koja). Pada posisi
lereng agak keatas dikemiringan 30 derajat beberapa Pohon Walikukun
mengerombol di beberapa titik namun pohonnya masih berukuran kecil
dengan batang sebesar ibu jari. Pada posisi lereng atas berbatasan
dengan tebing tebing ukuran batang pohon Walikukun sebesar paha manusia.
Seperti di sekitar Puncak Candi Dadi ukuran Pohon Walikukun jauh lebih
besar lagi.
Referensi tentang Pohon Walikukun dari Wikipedia.
Walikukun (Schoutenia ovata Korth.) adalah sejenis
pohon kecil anggota suku Tiliaceae. Pohon ini biasa ditemukan di hutan
hutan tipe musiman yang tumbuh di Jawa dan pulau-pulau di sebelah
timurnya. Walikukun berperawakan semak, perdu atau pohon kecil,
bercabang mulai dari dekat tanah, dengan tinggi mencapai 25 M dan gemang
batang hingga 40–45 CM, tetapi umumnya kurang daripada itu.
Daun-daunnya terletak berseling, bundar telur atau lonjong, 1–17 ×
1–8 cm, dengan bagian sebelah ujung kadang-kadang berlekuk atau berbagi,
berambut halus, hijau di atas dan coklat kemerahan di sebelah bawah.
Bunganya putih kekuningan, tersusun dalam tandan. Sementara buahnya
kecil, sekitar 6 mm dan berbiji tunggal.
Tumbuh sampai ketinggian 900 m dpl., walikukun umumnya ditemukan di
dataran rendah yang panas dan kering, di hutan hutan gugur daun, Hutan
Jati , Sabana dan Padang Rumput.
Kadang-kadang ditemukan di tanah yang berat dan kurang baik, yang becek
secara periodik. Walikukun tahan terhadap naungan dan biasa tumbuh
sebagai tajuk lapis kedua, sering ditemukan tumbuh menggerombol. Pohon
Walikukun tergolong berat sampai sangat berat keras, padat dan halus,
serta tidak mudah patah. Berwarna coklat kemerahan seperti daging
hingga coklat perang tua. Karena keuletannya yang amat baik, kayu
walikukun banyak dipakai sebagai gandar kereta atau pedati, gagang
perkakas dan lain-lain. Awet dan mudah dibelah, tetapi umumnya kayu ini
sukar dikerjakan.
Walikukun dimanfaatkan pula kayunya sebagai gagang tombak, dan
juga sebagai kayu bakar. Kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pengikat yang kasar. Pohon ini disebut-sebut dalam primbon Jawa
berkhasiat melindungi rumah dari gangguan makhluk halus dengan cara
ditanam di empat sudut pekarangan.
Ada hal unik terkait
Pohon Walikukun menurut cerita dari salah satu sesepuh Warga desa
Gamping. Bahwa Pohon ini disebarkan oleh seorang Wali penyebar agama
islam - Dalam satu perjalanan syiarnya menyusuri Perbukitan wali
tersebut terhenti sampai Desa Gamping dan tidak melanjutkan perjalanan
menuju daerah Besole ke selatan sehingga saat ini Pohon Walikukun sulit
atau tidak di Jumpai Di daerah Besole terus mengarah ke Pantai
Selatan.
Masyarakat lereng perbukitan Walikukun sudah memiliki
kepedulian untuk melestarikan Pohon Walikukun seperti Pokdarwis
Wajakensis Jatipurbo yang melarang penebangan Pohon Walikukun, upaya
menghijaukan lahan lahan disekitar tebing tebing di Desa Gamping yang
memiliki nilai historis peradapan tertua.
Selamat HUT RI ke 75 Bumiku Hijau Hutanku Lestari Indonesia Jaya
Basecamp Kura kura - Sabawana mahacita Indonesia - 17 Agustus 2020 -09.48WIB
Numpang promo ya Admin^^
BalasHapusayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
- Telkomsel
- XL axiata
- OVO
- DANA
segera DAFTAR di WWW.IONPK.ME (k)
add Whatshapp : +85515373217 x-)