Rabu, 19 Agustus 2020

POHON WALIKUKUN

 

Catatan Keenam : Ekspedisi Perbukitan Walikukun 2020 Sabawana mahacita Indonesia

Tepat satu hari menjelang Hut RI ke 75 saya menuju ke Desa Gamping Kecamatan Campurdarat. Selain untuk bersilaturahmi kepada kawan pecinta Alam tujuan saya dalam rangka melaksanakan misi Ekspedisi Perbukitan Walikukun. Sebelumnya kami sudah janjian untuk eksplore Goa Goa bersejarah di Desa Gamping tempat temuan Fenomenal manusia Purba Wajakensis Sekalian menyaksikan persiapan pengibaran bendera raksasa di  Tebing Cerme di desa Gamping. 

Perjalanan ekspedisi hari ini menelusuri Perbukitan Walikukun yang Masuk di Desa Gamping Kecamatan Campurdarat. Keingintahuan saya terjawab sudah mengenai tugu penemuan manusia purba yang kami kira terletak di Desa Wajak Kidul Sebagaimana nama Homo Wajakensis diambil dari nama Desa Di Kecamatan Boyolangu tersebut ternyata salah. Pada zaman Belanda Desa Gamping masuk dalam Distrik Wajak sehingga penemuan tersebut dinamakan sesuai Distrik yaitu Wajak. 

Saya mengajak kawan untuk melacak keberadaan Pohon Walikukun. Mengenali ciri fisik Pohon Walikukun yang berbaur dengan semak belukar dan seberapa jauh sebaran pohon tersebut di perbukitan Walikukun. Mengawali Perjalanan dari  Punden Homo Wajakensis naik ke atas terdapat rintisan wisata desa yang dikelola Pokdarwis Wajakensis Jatipurbo yang berada di hutan jati dan saat ini masih dalam tahap pembangunan. Menyisir lereng bawah lokasi wisata kami banyak menemukan pohon Kare (Salam Koja). Pada posisi lereng agak keatas dikemiringan 30 derajat beberapa Pohon Walikukun mengerombol di beberapa titik namun pohonnya masih berukuran kecil dengan batang sebesar ibu jari. Pada posisi lereng atas berbatasan dengan tebing tebing ukuran batang pohon Walikukun sebesar paha manusia. Seperti di sekitar Puncak Candi Dadi ukuran Pohon Walikukun jauh lebih besar lagi.

Referensi tentang Pohon Walikukun dari Wikipedia. Walikukun (Schoutenia ovata Korth.) adalah sejenis pohon kecil anggota suku Tiliaceae. Pohon ini biasa ditemukan di hutan hutan tipe musiman yang tumbuh di Jawa dan pulau-pulau di sebelah timurnya. Walikukun berperawakan semak, perdu atau pohon kecil, bercabang mulai dari dekat tanah, dengan tinggi mencapai 25 M dan gemang batang hingga 40–45 CM, tetapi umumnya kurang daripada itu. Daun-daunnya terletak berseling, bundar telur atau lonjong, 1–17 × 1–8 cm, dengan bagian sebelah ujung kadang-kadang berlekuk atau berbagi, berambut halus, hijau di atas dan coklat kemerahan di sebelah bawah. Bunganya putih kekuningan, tersusun dalam tandan. Sementara buahnya kecil, sekitar 6 mm dan berbiji tunggal.

Tumbuh sampai ketinggian 900 m dpl., walikukun umumnya ditemukan di dataran rendah yang panas dan kering, di hutan hutan gugur daun, Hutan Jati , Sabana dan Padang Rumput. Kadang-kadang ditemukan di tanah yang berat dan kurang baik, yang becek secara periodik. Walikukun tahan terhadap naungan dan biasa tumbuh sebagai tajuk lapis kedua, sering ditemukan tumbuh menggerombol. Pohon Walikukun tergolong berat sampai sangat berat keras, padat dan halus, serta tidak mudah patah. Berwarna coklat kemerahan seperti daging hingga coklat perang tua. Karena keuletannya yang amat baik, kayu walikukun banyak dipakai sebagai gandar kereta atau pedati, gagang perkakas dan lain-lain. Awet dan mudah dibelah, tetapi umumnya kayu ini sukar dikerjakan

Walikukun dimanfaatkan pula kayunya sebagai gagang tombak, dan juga sebagai kayu bakar. Kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengikat yang kasar. Pohon ini disebut-sebut dalam primbon Jawa berkhasiat melindungi rumah dari gangguan makhluk halus dengan cara ditanam di empat sudut pekarangan. 

Ada hal unik terkait Pohon Walikukun menurut cerita dari salah satu sesepuh Warga desa Gamping. Bahwa Pohon ini disebarkan oleh seorang Wali penyebar agama islam  - Dalam satu perjalanan syiarnya menyusuri Perbukitan wali tersebut terhenti sampai Desa Gamping dan  tidak melanjutkan perjalanan menuju daerah  Besole ke selatan sehingga saat ini Pohon Walikukun sulit atau tidak di Jumpai Di daerah  Besole terus mengarah ke Pantai Selatan.

Masyarakat lereng perbukitan Walikukun sudah memiliki kepedulian untuk melestarikan Pohon Walikukun seperti Pokdarwis Wajakensis Jatipurbo yang melarang penebangan Pohon Walikukun, upaya menghijaukan lahan lahan disekitar tebing tebing di Desa Gamping yang memiliki nilai historis peradapan tertua.

Selamat HUT RI ke 75 Bumiku Hijau Hutanku Lestari Indonesia Jaya

Basecamp Kura kura - Sabawana mahacita Indonesia - 17 Agustus 2020 -09.48WIB

1 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    - Telkomsel
    - XL axiata
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.IONPK.ME (k)
    add Whatshapp : +85515373217 x-)

    BalasHapus

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...