Senin, 13 April 2015

INGATLAH PADA IBUMU

Mereka adalah para ibu dari sebagian kecil teman-teman saya​. Para​ Ibu yang tabah dan sabar. Masalah dari sang putra telah menguji cinta, kasih dan sayang pada buah hati. Para ibu yang memberikan saya pelajaran berharga tentang kehati-hatian dalam bekerja. Begitu kuat menggoncang keutuhan suatu keluarga dari  efek berantai perbuatan yang salah dalam bekerja. Para ibu yang tetap setia mendampingi, menolong, membantu dan melindungi putranya. 

​Saya mengenal mereka, mencoba mendekat dan menyelami perasaannya. Mereka yang terluka begitu dalam oleh ulah anaknya.  Mereka yang ​kuat menahan jatuh airmata, Mereka rela tubuh renta sebagai sandaran atas masalah yang di perbuat sang putra. Mereka yang semakin menua menjadi  tameng  dari segenap cacian, hujatan, dan tuntutan. Mereka ikhlas menjual aset yang menjadi harapan dan mimpi sederhana di masa tua.

Sebut saja namanya Ibu Mei. Kondisi seperti ini tidak terbayangkan sebelumnya. Kebanggaan dan kebahagiaan memiliki putra yang telah bekerja apalagi dalam status gengsi di ​institusi perbankan. Realita hidup ternyata lebih pahit dari apa yang di bayangkan. Harus merelakan semuanya terenggut. Mungkin harta benda bisa di cari tetapi kebersamaan dalam keluarga yang menjadi sumber bahagia hilang pula di sekejap mata. Luka batin yang​ tidak akan sembuh dalam hitungan hari. Bertahun - tahun seiring beratnya menyelesaikan beban hutang​. Beban yang tidak pantas di tanggungnya . Ibu Mei telah kehilangan harta, keutuhan keluarga dan nama baik. Ibu Mei dan mereka yang bernasib sama adalah ibu-ibu luar biasa. Para ibu yang tiada putus memohonkan doa, mengiringi perjalanan hidup anak-anaknya dengan menempuh jalan berat tirakat.

Bekerja adalah anugerah dalam hidup . Sarana Tuhan melimpahkan rezeki untuk kita dan keluarga. Suatu hal yang sakral dalam menjalankan, Berpedoman dalam prinsip kehati-hatian dan kedisiplinan. Banyak sekali cobaan yang akan merintangi dan itu tidak mudah di atasi. Harus kuat, tabah dan sabar menghadapinya.

Saya menyesal atas kurangnya pengawasan dan lambannya upaya pencegahan. Cukup sudah beberapa ibu tadi yang menjadi korban dari efek berantai perbuatan tercela.  Mari kita selalu mengingat untuk  menjalankan nasehat, tentang prilaku  baik, hidup biasa dan sederhana.  apakah ada anak yang tega dengan kejam menorehkan luka dalam pada ibu? Itulah pertanyaan yang harus ada di benak kita semua ketika ada kesempatan dan niat untuk berbuat cela.Ingatlah pada ibumu

WARUNG MBOK YEM

WARUNG MBOK YEM

Berada disisi jalan setapak diantara pepohonan Cantigi, warung ini cukup mencolok dan tentu sudah terkenal. Sajianpun cukup sederhana, mie rebus, nasi bungkus, lauk tempe, dan beraneka minuman hangat. Hampir semua pengunjung menikmati sajian warung dengan lahap.  Tempat yang nyaman dan luas. Apalagi bisa singgah di waktu senja, pemandangan alam menakjubkan luar biasa. Lebih dari sekedar sejuk jika kita merasakan anginnya, begitu dingin menusuk tulang. Mungkin itu jawaban kenapa orang-orang yang singgah seperti menahan lapar. Ataukah karena lelah menguras energi  minimal lima jam berjalan kaki mendaki. Itulah warung Mbok Yem. Warung di puncak Gunung Lawu, berada pada ketinggian  diatas 3.000 meter di atas permukaan laut dan mungkin satu satunya warung tertinggi di Pulau Jawa.

Ada gula disitu pula ada Semut. Aktivitas manusia telah membuka lapangan kerja. Meski  harus mengusung beban logistik, menempuh perjalanan mendaki yang berat dan melelahkan tetap di jalani. Ratusan pendaki setiap minggu beriringan menuju puncak lawu dengan beragam tujuan. Mbok Yem dan segelintir pedagang lainnya menangkap peluang. Kebutuhan dan keinginan yang beragam dari para pendaki gunung. Memenuhi kebutuhan pokok saja "urusan perut " telah mengalirkan rezeki  materi yang tidak sedikit ke kantong saku Mbok Yem. Belum lagi  rezeki immateri berupa hangat persahabatan dan persaudaraan para pendaki gunung yang pernah menginjakkan kaki di Puncak Argodumillah.

Bisnis yang di lakukan Mbok Yem telah menolong banyak pendaki gunung. Mengurangi beban bawaan logistik , kopi dan teh hangat mampu menetralisir hawa dingin. Bahkan sebagian pendaki mulai berani tidak membawa logistik dengan berharap makanan dari warung Mbok Yem. - ( Jangan meniru tindakan ini karena beresiko tinggi. ) - Menjalankan bisnis ala Mbok Yem tidak mudah. Penuh resiko dan tantangan. Bisnis yang tidak mampu dipercepat dengan kekuatan alat. transportasi yang mengandalkan kekuatan punggung dan kaki, bahan bakar yang tergantung kayu dan angin. Di ketinggian yang membeku dan udara tipis, sangat sayang jika harus menyisakan makanan terbuang di tempat ini. 

Bisnis yang di jalankan Mbok Yem di puncak lawu tidak menjadikan tempat dan lokasi sebagai penghalang. Dimana sebagian orang mencari tempat-tempat strategis dan marketable untuk lokasi bisnisnya. Mbok Yem punya pandangan berbeda, cara pandang yang sederhana. Di manapun ada aktivitas manusia di situ pula ada kebutuhan yang harus di penuhi. Pendaki gunung butuh makanan, simpel, cepat, siap saji dan hangat. Mbok Yem dengan keterbatasannya mampu sedikit memberi solusi. Banyak cerita di warung mbok Yem. Kisah cinta ataupun duka kematian akibad hipotermia. Silih berganti seiring jejak ribuan pendaki yang pernah singgah di warungnya. Menikmati sensasi ngopi yang berbeda di ketinggian 3000 MDPL. Siapa mau?...ayo mendaki gunung

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...