Catatan Ketiga: Ekspedisi Perbukitan Walikukun 2020 Sabawana mahacita Indonesia
Masih dalam misi ekspedisi Perbukitan Walikukun. Meski dalam masa
pandemi saya harus tetap bersilahturahmi kepada kawan-kawan Pecinta Alam
yang berdomisili di Kabupaten Tulungagung. Tentu berbeda rasa ketika
silahturahmi dilakukan secara tatap muka jika dibanding lewat media.
Tujuan masih dalam rangka bertanya, mengumpulkan informasi mengenai
seputar Perbukitan Walikukun. Dirumah satu kawan di Tulungagung bagian
Selatan yang halamannya rindang dan asri, Sejenak mata saya tertuju pada
satu benda yang unik dan menarik bersandar di pojok teras rumah. Saya
amati dengan seksama benda tersebut terbuat dari pangkal pelepah daun
kelapa kering (Bongkok) yang dipotong 1 meter. Pangkal tersebut dilukis
bentuk /sosok wajah menyeramkan. Sedetik kemudian ingatan saya juga
melayang pada beberapa waktu lalu akan postingan status di halaman
facebook kawan yang rumahnya juga di Tulungagung bagian selatan
menampilkan benda tersebut.
Rasa penasaran
saya memunculkan tanya tentang apa nama benda itu. Tersebutlah "Tetek
Melek" tradisi warisan leluhur untuk penangkal pageblug (pandemi). Saya
coba mencari informasi lebih detil dengan browsing di media online.
beberapa tulisan dari liputan muncul seperti "Seni lukis Tetek Melek,
simbol penangkal virus corona" Addar mutaqqin- Detik News 8-4-2020.
"Pendopo Kabupaten Tulungagung dipasangi topeng tetek melek" Helmi
Supriyanto - Bhirawa Online 6-4-2020.Disamping tetek melek juga ada
benda yang di fungsikan sama dengan nama berbeda yaitu Glundung Plecek.
Bahannya masih di seputar bagian dari Pohon Kelapa. Kalau Tetek Melek
bahannya terbuat dari bongkok pelepah daun kelapa sementara Glundung
Plecek terbuat dari Sepet (kulit buah kelapa tua) yang juga dilukis
aneka wajah menyeramkan.
Nama Tetek melek dan
glundung plecek tidak asing dan mewarnai khasanah pemahaman masa kecil
sebagai bagian dari tutur dan budaya. Tetek melek adalah nama dari tokoh
dari kesenian kuda lumping yang memakai topeng seram dan biasanya
mewakili atau menjadi pendamping ganongan dan Ditampilkan di sesi
penutup seni kuda lumping. sementara untuk glundung plecek ingatan kuat
menacap diilustrasikan sosok menyeramkan berupa hantu kepala yag
bergelinding di gulita malam. Masa itu cerita glundung plecek cukup
ampuh untuk menahan kita agar tidak keluar malam apalagi jalan jalan
petang di seputar Pohon kelapa..
Tradisi
tetek Melek dan Glundung Plecek dimasa pandemi (Pageblug) ini sebagai
dari warisan budaya di kabupaten Tulungagung bagian selatan yang juga
mencakup lereng perbukitan walikukun dan sampai saat ini masih
dilestarikan sebagian masyarakat. Mengutip Idn times Jatim 19 maret 2020
- Bramanta Putra " Tolak Corona, Warga Tulungagung Pasang Topeng Tetek
Melek,
Belasan warga RT 05/RW 02 Dusun Wajak, Desa Wajak Kidul, Kecamatan
Boyolangu, mempunyai tradisi sendiri untuk menangkal pandemi virus
corona COVID-19. Mereka meletakkan topeng Tetek Melek, di teras rumah
mereka." Mengilustrasikan sesuatu tak kasat mata yang memiliki potensi
bahaya bagi umat manusia dengan bentuk gambar menyeramkan tentu
dimaksudkan sebagai pengingat untuk selalu waspada dan berhati hati.
Bahwa yang tidak terlihat itu ada dan mampu melumpuhkan. Visualisasi ini
juga disatu sisi juga memberikan semangat bahwa manusia mampu
menghadapi dan mengatasinya. Tetek melek dan Glundung Plecek tradisi
penguat rasa menghadapi pandemi (Pagebluk). @iyi kolocokro @deny
Kolocokro @sazuke angin utara Nek enek loro aku njaluk siji.
Basecamp Kura Kura. Sabawana Mahacita Indonesia 3 Agustus 2020.- 23.21 WIB
Depo 20ribu bisa menang puluhan juta rupiah
BalasHapusmampir di website ternama I O N Q Q.ME
paling diminati di Indonesia,
di sini kami menyediakan 9 permainan dalam 1 aplikasi
~bandar poker
~bandar-Q
~domino99
~poker
~bandar66
~sakong
~aduQ
~capsa susun
~perang baccarat (new game)
segera daftar dan bergabung bersama kami.Smile
Whatshapp : +85515373217