ILMU, ALAT DAN TINDAKAN UNTUK BERTAHAN HIDUP DI HUTAN DAN
PEKERJAAN
Salah satu materi alam bebas yang paling saya senangi adalah
seni bertahan hidup di hutan ( jungle
survival ). Intisari dari bertahan hidup di hutan adalah bagamana kita bisa
bertahan hidup dengan sumberdaya yang terbatas. kunci bertahan hidup ( survival ) gunung hutan ada 3 hal. Ketiga
hal tersebut yaitu ilmu, alat dan tindakan.
Kunci yang pertama adalah ilmu, tanpa pengetahuan bertahan
hidup di hutan sangat sulit orang bisa bertahan, pengenalan terhadap segala
sesuatu yang di perlukan untuk hidup mutlak di perlukan seperti mencari sumber
makanan dan minuman. Di dalam hutan banyak tumbuhan dan hewan yang bisa
menghasilkan makanan tetapi tidak semuanya bisa di konsumsi. Sebagai contoh jika
salah mengkonsumsi jamur bisa fatal
akibadnya karena di hutan ada jamur beracun. atau kesulitan mencari air padahal
di sekitarnya banyak sumberdaya yang bisa menghasilkan air.
Kunci kedua adalah alat. Tanpa bermodal peralatan untuk
bertahan hidup di hutan niscaya orang akan kesulitan. Untuk bisa bertahan hidup
di hutan seseorang minimal membawa peralatan sederhana sebagai contoh pisau
lipat. Seseorang bisa membuat perlindungan
darurat ( bivak ), membuat piranti
pematik api, atau membuat jebakan hewan untuk berburu dengan bermodalkan pisau
lipat. Peralatan ini sebagai sarana mempermudah dan mendukung proses bertahan
hidup. Optimalisasi peralatan yang di miliki untuk mencapai tujuan . hanya
dengan keyakinan optimis dan berlatih menggunakan sumberdaya terbatas kita akan
mampu mengoptimalkan alat yang kita miliki dan bahkan hasil dari optimalisasi
peralatan jauh dari apa yang kita perkirakan.
Kunci ketiga adalah tindakan, Sesorang ketika terjebak dalam
kondisi krisis dan kritis tanpa ada tindakan nyata untuk bisa bertahan hidup
akan cepat gagal bertahan (survive ).
Menunggu pertolongan dan bantuan saja tidaklah cukup. Butuh upaya nyata untuk bertahan hidup. Tindakan akan
mensinergikan ilmu dan alat agar bisa berfungsi dengan baik. Hanya dengan
bertindak seseorang bisa meminimalkan resiko bahaya.
Intisari ketiga kunci bertahan hidup di hutan yaitu ilmu,
alat dan tindakan relevan untuk di terapkan di dalam bertahan dan berprestasi
di bidang pekerjaaan. Seorang pegawai agar bisa bertahan (survive) dalam membangun karier dan
mendapatkan prestasi yang
gemilang wajib menguasai ilmu, alat dan tindakan di bidang pekerjaan dengan
baik. Kompetensi keilmuan sesuai bidang pekerjaan harus selalu di tingkatkan
dan terus di asah. Setiap problemantika, masalah dan tekanan pekerjaan bisa di
hadapi jika memiliki kompetensi ilmu yang memadai di bidangnya. Bekerja juga
membutuhkan peralatan, memiliki alat berupa sarana dan prasarana untuk menunjang
setiap pekerjaan. Jika telah memiliki kompetensi ilmu yang memadai di dukung sarana
prasarana yang tepat maka selanjutnya adalah tindakan untuk melakukan
pekerjaan. Dorongan tindakan itu berasal dari motivasi. Motivasi untuk
melakukan perubahan kearah yang lebih baik, Berusaha mengubah kegagalan menjadi
kesuksesan. Sebagai contoh Seorang marketing tanpa pemahaman ilmu marketing tidak akan bisa menangkap potensi dan peluang
pasar yang ada di sekitarnya. Ibarat orang yang bertahan hidup di hutan
mengetahui disekelilingnya banyak pohon penghasil air yang jika di belah bisa
mendapatkan air masih bingung harus mencari sungai yang keberadaannya belum
tentu ada. Seorang marketing wajib memahami alat yang di gunakan untuk
mendukung proses penjualan. Seorang marketing harus mempunyai alat marketing (sales tools) misalnya Handphone, Laptop
dan Brosur, Bagaimana seorang marketing bisa melakukan telemarketing tanpa
adanya computer. Tanpa brosur bagamana seorang marketing dapat melakukan
penawaran produk kepada konsumennya. Seringkali seorang marketing gagal dalam
menjual produk padahal sumberdaya sarana prasarana yang di miliki untuk
melakukan penawaran produk sangat melimpah. Di sisi lain mereka yang memiliki
sumberdaya sarana prasarana untuk melakukan penawaran terbatas tetapi bisa
menjual produk dengan baik. Seperti halnya seorang yang bertahan hidup di hutan
hanya dengan bermodal sebilah pisau
lipat bisa membuat tempat berteduh ( bivak ) yang nyaman, membuat api untuk menghangatkan
diri dan memasak, membuat jebakan binatang untuk kebutuhan makan.
Dari kompetensi ilmu dan peralatan yang wajib di kuasai dan di miliki seorang marketing
tidak akan berarti jika tidak ada tidakan nyata untuk merealisasikan tujuan dan
target. Seorang yang bertahan hidup di hutan di paksa oleh keadaan untuk
mempertahankan hidupnya. Bagamana jika seorang marketing bisa bertindak jika
kondisi nyaman dan aman ( zona nyaman
) selalu melingkupi dirinya sementara target dan tujuan yang di bebankan
kepadanya semakin tinggi?. kuncinya adalah pada motivasi untuk selalu
berkembang dan berubah mencapai kehidupan yang lebih baik dan berprestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar