Kamis, 31 Juli 2014

MANDIRI SEBAGAI SEORANG INDIVIDU



MANDIRI SEBAGAI SEORANG INDIVIDU

”Alhamdullilah”, selepas hari Jumat setelah bergulat dengan pekerjaan tiba waktunya di dua hari libur untuk meliarkan adrenalin dengan menempuh  medan petualangan yang berbobot. Minggu ini ada event lintas alam yang menawarkan medan gunung hutan dan arus liar sungai. Beberapa kali mengikuti event ini memang menyajikan sesuatu yang berbeda dengan event lainnya. Tidak hanya di sisi medan tetapi ada nilai pembelajaran hidup yang baik. Mengikuti event lomba lintas alam ini saya rasakan suatu hal yang berbeda dengan event lintas alam lainnya. Panitia tidak menyediakan fasilitas logistik kepada peserta seperti air minum dan konsumsi. Penerapan aturanpun begitu ketat terutama dalam hal kelengkapan pribadi, seperti peserta harus bersepatu, memakai celana panjang dan bertopi rimba.

Saya bertanya dalam hati kenapa panitia membuat peraturan kompetisi yang begitu ketat dan tentunya kurang lazim di lakukan dalam event-event kompetisi lintas alam lainnya. Para peserta lintas alam terdiri dari bermacam organisasi dan individu yang kebanyakan berfikiran bebas ketika berolahraga di alam liar. Justru dengan peraturan yang sedemikian ketat dan kompetitif itulah jumlah peserta mencapai ribuan serta merupakan event melegenda dengan skala nasional. Sebelum pemberangkatan start terjawab sudah pertanyaan saya, ketua panitia dalam salah satu kalimat pembukaanya menjelaskan bahwa di alam bebas kita harus mempersiapkan segalanya secara mandiri mulai dari kesiapan fisik, kesiapan mental, persiapan logistik dan peralatan standart petualang. Segala rintangan, hambatan dan tantangan bisa di hadapi dan di lewati dengan baik jika para petualang mampu untuk hidup mandiri.

Kemandirian mutlak di perlukan seorang individu di dalam setiap hal, misalnya seseorang dalam bekerja. Seorang pekerja harus mampu menghadapi tantangan pekerjaan secara individu dan tidak  tergantung oleh orang lain. Kemandiran bisa di latih dengan cara disiplin melakukan pekerjaan berdasarkan aturan, bertanggung jawab atas pekerjaan yang di berikan dan tentunya bekerja keras. Agar menjadi pekerja yang mandiri seorang pekerja harus mempersiapkan bekal yang cukup, Membekali diri dengan kompetensi pendidikan yang memadai, Integritas yang baik dan mental spiritual yang tangguh.

Efek dari latihan kedisiplinan yang di lakukan secara konsisten membuat para pekerja mandiri tidak mudah tergantung pada orang lain dan mampu mengatasi setiap persoalan dalam pekerjaannya dengan baik. Para pekerja yang mandiri dalam  menjalankan setiap pekerjaan bukan di dasarkan atas perintah seseorang tetapi berdasarkan peraturan dan prosedur operasional sehingga pekerja mandiri sangat sulit di intervensi. Seperti halnya para petualang yang mandiri terlatih disiplin mempersiapkan segala kebutuhannya dengan baik. Mandiri dalam mempersiapkan logistik ( perbekalan ), melakukan estimasi kesiapan makanan dengan waktu perjalanan. Mengelola kebutuhan makanan dan minuman, mengatur waktu istirahat, menghitung kebutuhan kalori dst.

Hidup ini tidaklah mudah seperti halnya membalikkan telapak tangan.  Banyak hal yang tak terduga dalam hidup, penuh hambatan, rintangan, dan terkadang anomali kehidupan itu teramat berat. Tanpa kesiapan kemadirian akan sulit bagi seorang individu untuk bertahan. Jika tak mampu bertahan menyebabkan seorang individu terjerumus ke jurang putus asa dan stress. Kemandirian membuat seseorang menjadi individu yang tangguh dalam menghadapi setiap persoalan hidup. Petualang dan pekerja akan teruji ketangguhannya menghadapi setiap tantangan jika sudah terbiasa hidup mandiri sebagai seorang individu

Ransel kecilku terisi penuh logistik, makanan berkalori tinggi dan minuman. Peralatan bertahan hidup (survival), dan peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ) sudah terpacking dengan rapi. Sepatu rimba masih nyaman terpakai meski ada beberapa area yang robek tersangkut semak berduri saat mengembara di hutan. Malam semakin larut, antrian pemberangkatan seakan tak ada habisnya. Peserta luar biasa banyak membludak dan akan menempuh jalur yang sama. Sempit, gelap, menanjak dan basah. Suatu ujian kesabaran dan mental. Semua antusias menyambut medan petualangan yang liar ini. Berdiam diri seraya berdoa dan mempersiapkan fisik dengan baik karena tak satupun yang tahu akan terjadi apa di depan kita. Antrianku telah tiba dan waktunya pemberangkatan. Langkah kakiku yang pertama terasa mantap selanjutnya mulai melangkah di pandu cahaya lampu led yang terpasang di helm panjat. Mengisi malam untuk berlatih menjadi seorang individu yang mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...