Selasa, 16 Desember 2014

TELEPHONE IBU FEBRI

Catatan : Silahturahmi kepada mereka yang memberi inspirasi.

Layar handphone ku menunjukkan, ada panggilan masuk. Kupandang sebentar, Satu nama tertera di layar. Aku sudah mengenalnya lama sekali, sebut saja namanya Ibu Febri. Segera aku angkat ada apa gerangan, satu kabar dari beliau. Biasanya jika tidak ada kepentingan yang mendesak beliau hanya SMS menanyakan kabar keluarga sebagai bentuk perhatian atas persahabatan. “ Saya ingin ngobrol via telephone dengan bapak,  sekalian menghabiskan pulsa gratis yang akan berakhir jam lima sore” .

Aku mendengarkan dan membiarkan saja beliau bercerita tentang kisah hidupnya yang penuh anomali. Di tata sedemikian rupa, di atur dengan rapi dan di antisipasi jauh-jauh hari. Kenyataannya musibah dan ujian datang tiba-tiba tanpa di duga dan di prediksi sebelumnya. Ini tentang ujian orang tua atas perilaku anak. Tentang peribahasa air susu dibalas dengan air tuba. Beliau orang tua tunggal atas anak semata wayang. Seorang diri berusaha mendidik anak dengan sebaik-baiknya dan memberikan yang terbaik dalam keterbatasan.

Rumah yang di beli dengan jerih payah bertahun-tahun, mengumpulkan sedikit demi sedikit dalam sekejap akan sirna. Pontang panting menutup hutang yang tidak tahu akad dan tidak jelas peruntukannya. Di tagih dan di mintai pertanggungan jawab atas perbuatan yang tidak di lakukan, karena dia adalah seorang ibu dari anak tidak bertanggung jawab. Meninggalkan ibunya sendiri dengan beban masalah yang berat tanpa memberikan solusi.

Derai airmata dalam ketidakberdayaan tidak akan menjawab dan menyelesaian persoalan. Beliaupun bangkit mengatasi sesuai kemampuan. Mempersilahkan bank mengeksekusi rumahnya. Menjual apapun yang dia punya. Menguatkan diri dan meminta perlindungan kepadaNya. Berusaha mengiklaskan dan menyadari bahwa semua adalah milikNya. Titipan Tuhan yang tidak akan pernah di miliki abadi. Semua akan musnah dengan jalannya sendiri.

“ Nak, ibu telah menasehati, memberikan saran dan masukan. Meski kini tak mampu lagi memberi dan membantumu. Setiap keputusan yang kamu ambil maka resiko akan menjadi tanggunganmu sendiri. Kamu bertanggung jawab atas dirimu sendiri” Awalnya tidak menerima apa yang telah terjadi. Menjadikan masalah sebagai beban berat, putus asa dan kecewa. Melampiaskan dengan tangisan dan ocehan, hal manusiawi bagi setiap manusia. Kini dengan support keluarga yang hadir mengguatkan, para sahabat yang memberi semangat. Mengalirkan motivasi positif dalam diri, fikiran dan hati. Kegalauan itu berubah menjadi kerinduan. Mendekatkan diri kepada Tuhan, Berdoa dan bermunajat setiap saat. Tenggelam di keheningan sepertiga malam dalam kekhusyuan sholat tahajud. memohon ketabahan dan kesabaran.

“ Pak, Sekarang saya bisa tersenyum dan tertawa kembali, menatap lagi masa depan. Harapanku sederhana saja. Agar anakku kembali ke arah yang benar, jalan kebaikan. Dan aku akan kembali ke kampung halaman hidup biasa dan sederhana bersama saudara. Masih tersisa sepetak tanah kecil untuk tempat mencari rezeki.” Tidak ada lagi tangis kecewa, yang tersisa hanyalah rasa haru. Kesan mendalam dari kepedulian rekan. “Masing terbayang saat hari raya di mana orang-orang merayakan dengan suka cita dalam kelebihan, saya merayakan sendiri dalam kesepian dan kekurangan. Sampai tidak satupun rupiah uang di saku. Di saat itulah banyak yang peduli membantu dan menolong. Memberikan makanan dan uang. Kebaikan dari teman-teman”.

Satu jam lebih beliau bercerita pengalaman hidupnya. Satu Ujian hidup yang tidak mudah di jalani. Waktu yang menjawab atas kesabaran dan ketabahan seseorang. Dan sayapun mempunyai kesan mendalam tentang beliau  yang senangtiasa mendoakan kebahagiaan para sahabat beserta keluarganya meski beliau dalam keprihatinan atas cobaan hidup seperti itu. Sebelum sempat mengakhiri pembicaraan itu dengan salam, sambungan telephone tiba-tiba terputus. Saya lihat layar handphone waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...