Senin, 19 Januari 2015

DI GUDANG PRODUKSI KRUPUK.



Catatan : Silahturahmi ke rumah mereka yang memberi inspirasi

Aktivitas usahanya luar biasa. Ruangan yang tidak begitu luas itu menjadi panas. Empat tungku penggorengan bekerja optimal. Enam jam non stop menggoreng puluhan kilogram aneka macam krupuk. Delapan pekerja sibuk dengan tugas masing-masing. Seakan tidak peduli dengan keberadaan saya dan Sang juragan. Cekatan menata krupuk yang akan di keringkan dalam oven, menggoreng dan menjaga bara api dari perapian kayu agar tetap stabil nyalanya. Bau krupuk yang telah matang mengisi ruangan. Harum gurihnya tentu tidak sebanding dengan aroma keringat para pekerja yang terus mengucur deras karena bekerja keras.  Satu  aktivitas fisik yang tentu melelahkan. "Sedikit bicara banyak bekerja" guman saya melihat aktivitas mereka.

Dihalaman gudang produksi itu, telah berjajar lebih dari lima kendaraan sepeda motor. Armada yang siap memasarkan hasil produksi ke enam kecamatan di wilayah sekitar. Bungkusan plastik besar di tata bertumpuk,di atas, disamping kanan dan kiri  menenggelamkan sepeda motor mereka. Tidak tinggal diam, Sang juragan menawari saya untuk mencicipi hasil produksinya. Satu toples plastik besar di hidangkan dengan lima jenis krupuk. Terasa gurih dan nikmat ketika krupuk itu menyentuh lidah. "Apapun masakannya, untuk lauk pauk wajib ada krupuknya". maaf,  sedikit plesetkan taqline salah satu produk minuman. Krupuk adalah makanan ringan pelengkap sajian makan yang banyak diminati oleh semua kalangan. Di warung kaki lima sampai  hotel bintang lima tetap pantas untuk di sajikan. 

Lebih dari tiga kali saya berkunjung ke tempat usaha tersebut. Betapa bangga melihat usaha sederhana itu terus berkembang. Manfaat dari hubungan kerjasama, bermitra untuk saling mensejahterakan. Sang juragan, pemilik dari usaha itu adalah orang biasa dan sederhana, memiliki  komitmen dan konsisten dalam berbisnis. Hal terakhir ini yang saya kagumi. Tentang konsistensi. Satu kata yang mudah di ucapkan tetapi sulit dan berat untuk di lakukan. Menjalankannya butuh komitmen. Konsistensi untuk menyimpan, menyisihkan hasil usaha yang di lakukan secara harian. Membagi-bagikan ke dalam bumbung tabungan. Untuk kepentingan investasi dan membayar kewajiban. Semakin istimewa ketika saya tahu bahwa resep keberhasilan itu juga ditularkan ke seluruh pekerjanya. Menyisihkan sebagian penghasilan untuk disimpan.

Ada upaya tentu ada hasil. Buah kecermatan dalam berbuat. Usaha semakin berjalan dan berkembang. Pelan tetapi pasti. Peningkatan asset, Pemenuhan kewajiban tepat waktu. Kepuasan immateri melihat hasil positif dari satu hubungan kerjasama ini. Tentang peningkatan usaha dan kesejahteraan mitra. Keberkahan dalam bekerja menurut saya salah satunya berupa ucapan terima kasih dan doa, apresiasi dari kebahagiaan mitra. Inilah yang membuat saya termotivasi dan bersemangat dalam berkarya.  Efek luar biasa bagi usaha mereka ketika kita hanya bekerja biasa saja. Ternyata hal itu telah membantu dan menolong orang lain memberi solusi dan memecahkan masalah permodalan. Saya mendengar banyak hal dari Sang juragan krupuk, tentang kabar yang tentunya baik. Cerita dan kisah keberhasilan. Kesuksesan yang di bangun dari niat untuk terus berkembang dan di capai dengan kerja keras.  


Saya menolak ketika di persilahkan ke rumah. Di gudang produksi krupuk ini lebih nyaman dan menenangkan meskipun terasa panas dan pengap. Melihat aktivitas kesibukan mereka dalam diam. Totalitas bekerja dengan fisik, mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Anganpun terbayang menuju kantor. Melihat tumpukan bahan baku kerupuk di gudang sang juragan yang setiap saat bisa di olah menjadi bahan jadi. Semoga sama juga di meja para Account Officer ada bertumpuk-tumpuk bahan baku yang siap di olah menjadi portofolio kredit yang berkualitas.. Amin……amin…..amin. Beda tapi sama.  Terima kasih Sang juragan


Jumat, 09 Januari 2015

SAYA MENGENANG BELIAU, SI PEMETIK BUNGA KENANGA

Catatan : Silahturahmi Kepada Mereka Yang Memberi Inspirasi

Saya mengenang beliau. Mengenalnya sebagai orang baik. Tinggal di rumah sederhana dengan halaman yang di naungi oleh rindang pohon Kenanga. Pantas saja, pohon besar itu memiliki bunga lebat yang  tumbuh diantara hijau daunnya. Si pemilik memang ahli merawat. Keahlian dari pengalaman puluhan tahun menekuni profesi sebagai pemetik bunga Kenanga.

Menurut saya, itu bukan pekerjaan yang mudah. Memanjat dan berkonsentrasi mengarahkan galah panjang yang ujungnya terselip sabit kecil ke bunga di pucuk ranting. Memilah dan memilih bunga yang layak di petik, daun dan bunga yang sama hijaunya. Itu butuh keahlian dan ketrampilan. Tidak sembarang orang bisa dan mampu melakukan.

Saya beruntung bisa mengenal sosok sederhana itu, Pribadi yang sering terabaikan dan terkadang di pandang sebelah mata.  Saya tidak ingin mengungkit, masa di mana saya berinteraksi dengan beliau. Masa upaya dan kerja kerasnya untuk segera menyelesaiakan kewajiban hutangnya. Kini semua telah usai, terlunasi.

Saya mengambil hikmah, manfaat yang saya petik dari hubungan silahturahmi ini. Saya sering bertemu, melihat dan mendengar pitutur para peritual gunung, petapa goa-goa karang, pelaku topo uro yang hidup dengan symbol dan makna. Beliau jauh berbeda, segelintir penganut filsafat jawa “ kejawen” yang  menerapkan ajarannya dalam kehidupan. Beberapa kali bertemu, beliau menyelipkan  pitutur dalam obrolan singkat dengan dasar Filsafat Jawa. Saya mendengar tanpa mendebat tetapi melihat, berusaha mencocokkan antara perkataan dengan perbuatan. Bahasan tentang kesabaran, keiklasan, kesederhanaan. Apa yang di sampaikan tercermin dalam penerapan di kehidupan sehari-hari. Aplikasinya itu yang saya kagumi. Tentu saja mayoritas manusia mengamini bahwa sabar, iklas, sederhana adalah ilmu kebaikan. Tetapi pada tataran aplikasi masing-masing manusia memiliki beragam tantangan untuk menjalani.

Sama sekali tidak terpancar kegelisahan atas sulitnya kehidupan. Semua di jalani dengan lapang dada, menikmati istirahatnya kala lelah bekerja yang hasilnya tak seberapa. Tidak merasa di tipu meski jelas-jelas di peralat. Mensyukuri hasil yang jauh dari kata cukup bagi saya yang terbiasa menghitung dan mengkalkulasi. Begitu sulit beliau mengucap janji karena berat konsekuensinya jika tidak bisa di tepati. Menghindari perbuatan yang menyakiti hati orang lain.

Beliau bukan siapa-siapa, Tidak punya kekuatan untuk menguasai apalagi memerintah atau melawan. Menjadi pemimpin bukan saja dari kekuasaan tetapi bisa dengan memberi suri teladan. Pemimpin keteladanan, memberi contoh dan tindakan yang memberi inspirasi. Supaya kebaikan benar-benar di jalankan sesuai ajaran dan keyakinan kita masing-masing.

Saya mengenang beliau, yang kini telah menemui takdirnya. Tidak ada alasan lagi bagi saya untuk berkunjung ke rumahnya. Tatkala siang, selepas dhuhur tidak mungkin lagi ada sesosok pria yang bertelanjang dada yang celana kolornya dilipat bertalikan raffia seperti apa yang saya lihat ketika beberapa kali saya berjumpa. Dua batang pohon kenanga yang pernah saya beli dari rumahnya pun telah mati karena saya memang tidak seahli beliau dalam hal merawat pohon Kenanga.
……………………………………….
Saya mengenang beliau, semoga beliau di terima di sisiNya. Sesuai keyakinan saya, tidak ada lagi kalimat yang bisa menyambungkan selain hadiah doa………. Ya Ummul Fatihah...........Amin

Senin, 05 Januari 2015

WASIAT BAPAK.

Catatan : Silahturahmi kepada mereka yang memberi inspirasi.

Di sambungan telephon, Tangisnya pecah, terdengar lirih nada bicara yang menyesakkan. Parau, terisak memohon sesuatu “ Pesan bapak, jangan sampai peninggalan satu-satunya, tanah dan rumah ini di jual. Mohon, saya meminta tempo, jangka waktu menyelesaikan kewajiban. Tiga bulan ke depan, setelah masa potong biaya dari upah bekerja di luar negeri.  Saya masih berusaha, mohon dan tolong agar di bantu. Itu pesan bapak….itu pesan bapak…..  Pesan bapak sebelum meninggal”. Suaranya di penuhi kesedihan, tidak ada rekayasa dan menunjukkan keseriusan komitmen. Pertaruhan besar untuk menjaga amanah, wasiat orang tua.

Saya terdiam, merenung dengan kalimat penutup yang di ucapkan “ pesan bapak sebelum meninggal “. Ini tidak mudah, mengakomodir wasiat dan amanah terakhir. Sementara penyelesaian secepatnya menjadi prioritas utama.  Mulai mentaut-tautkan proses. Sejak dari awal perkenalan sampai kondisi yang terjadi selama ini. Menimbang ulang, apa kekurangan dan kesalahan yang pernah di perbuat, apakah sudah jujur, dan transparan sejak  dari awal. Apakah informasi telah di sampaikan dengan benar dan terbuka. Adakah setingan ataupun rekayasa.

Sehari-hari, dalam bekerja tidak jarang harus di hadapkan untuk menentukan keputusan pada pilihan rumit dan sulit seperti ini, antara mengakomodir perasaan atau menjalankan ketegasan berdasarkan aturan. Tak kuasa untuk luluh sebagai manusia yang memiliki rasa dan di anugerahi hati menghadapi keluh kesah, persoalan dan masalah mitra untuk bisa menyelesaikan kewajiban.

Tidak ada salahnya memberikan kesempatan, untuk tiga bulan ke depan. Beliaupun juga tidak tinggal diam, telah berusaha dan berupaya sekuat tenaga. Jikapun kita harus menerima kenyataan seperti ini, tidak semua itu karena salah mereka. Kitapun perlu mengkoreksi diri. Menjadikan pelajaran dan hukuman atas kesalahan yang telah di perbuat. Tidak perlu menggunakan kekuatan korporasi yang pada akhirnya menorehkan luka baru. Ini bukan masalah ketegasan untuk mencari pemenang, ini perkara keberlangsungan yang tidak akan terhenti hubungan kerjasama hanya setelah ini dan menyangkut pula rasa.  Kepuasan pelanggan yang selalu menjadi tolak ukur kualitas produk jasa.

Waktu yang bicara dan membuktikan. Melewati tiga bulan pertama, tiga bulan kedua dan seterusnya. Kenyataan sesuai harapan, komitmen-komitmen di penuhi. Berjalan kembali pada rel yang benar dan arah tujuan yang sesuai. Tidak semua yang awalnya baik berakhir baik dan begitu sebaliknya, tidak selalu yang berawal buruk akan berakhir buruk.

Tujuan korporasi ini sangat mulia. Sejahtera bersama, antara korporasi dan mitra. Tidak ingin korporasi ini membuat jebakan-jebakan, yang menghadirkan pertarungan tidak seimbang antara individu melawan kelompok. Betapa bahagia, dalam analogi sederhana jika kita menjadikan buruh tani menjadi pemilik tanah. Bukan sebaliknya dari pemilik lahan menjadi buruh tani, lebih parah jika mereka harus kehilangan rumah satu-satunya.

Dua tahun lebih pasca peristiwa itu terjadi, kini beliaupun masih bermitra dengan lembaran baru. Seluruh komitmennya telah terselesaiakan dan wasiat orang tuanya bisa di penuhi. Sesekali dari negeri seberang tempatnya mencari rezeki beliau memberikan kabar. Menceritakan kondisi terkini dan tentunya tanpa tangisan……..Semoga tetap sukses, bu….. Amin.

TIGA BULAN, SATU TEPAT DARI DUA PULUH TUJUH JANJI

Catatan : Silahturahmi kepada mereka yang memberi inspirasi.

Tuhan memberikan anugerah sifat dan watak kepada seseorang yang ada di sekitar kita untuk menguji kesabaran. Salah satunya ingkar janji, sifat buruk yang tentunya ingin kita hindari. Saya telah menghitung, selama tiga bulan, dua puluh tujuh janji terrecord dalam chat BBM. Itu belum terhitung dengan janji yang di ucap saat berkunjung ke rumahnya. Dari sekian janji yang telah di ucap dengan senyum dan di tulis secara meyakinkan, berhias stiker emotion character dengan gambar keceriaan. Hanya satu yang bisa di tepati, sisanya janji manis semata. Menjanjikan hal yang biasa dan sederhana, tentang rencana membayar kewajiban pelunasan hutang yang deretan angkanya tak lebih dari 7 digit.

Apa yang di perjanjikan bukanlah perkara sulit jika harus di tepati. Dibandingkan dengan apa yang saya lihat, dengar dan apa yang telah di tunjukkan oleh beliau tentang semua miliknya. Satu unit mobil berkelas terparkir di garasi rumah yang tentunya menunjukkan status pemiliknya. Rumah induk mentereng dengan perabotan mahal. Dalam satu area rumah berderet lebih dari 5 kamar kos. Itupun belum beberapa rumah dalam satu gang yang di sampaikan itu miliknya. Apalagi jika harus menebak pendapatan dari usaha dan gajinya. Ragu kiranya jika saya harus menebak pendapatan per bulan kurang dari dua digit angka, di depan deretan 6 angka nol. Rasanya tanpa berjanji, lebih dari mampu beliau bisa langsung melunasi.

Tidak semua keinginan kita bisa di penuhi dan semua harapan bisa di wujudkan. Kenyataan seringkali tak sejalan dengan impian. Kadang kita harus menerima apa yang kita lihat berbeda dengan realita. Jika itu telah terjadi maka kita harus siap menghadapi. Menumbuhkan fikiran positif untuk menghadapi segala bentuk ujian kesabaran. Bersyukur, bahwa komunikasi tetap terjalin dengan baik. Beliau masih bisa mengucap janji, dan ada untuk bisa di temui, sementara lainnya banyak yang menghilangkan diri. Bismilah, Tetap yakin dengan usaha beliau yang berjalan dengan baik dan asetnya berlimpah, pada suatu hari beliau dengan mudah selesaikan kewajiban hutangnya. Alhamdullilah, bahwa dari dua puluh tujuh janji, satu di tepati dan telah menurunkan kewajibannya hingga berkurang lebih dari lima puluh persen.

Berfikir positif meredakan emosi, tidak terucap kata provokatif, nada bicara dan intonasi amarah. Tidak tertulis kalimat yang memancing kekecewaan. Berusaha menyejukkan dan menghadirkan kedamaian dalam setiap kondisi. Tidak lagi adu kekuatan, “otot-ototan” berusaha mengklaim siapa yang benar dan menunjuk-nunjuk siapa yang salah. Ini bukan kesabaran dalam kepasrahan tetapi kesabaran dalam bertindak dan berupaya. Berusaha dan terus berusaha, bekerja dengan sebaik-baiknya. Meyakini bahwa menagih adalah pekerjaan mulia, senantiasa mengingatkan seseorang akan kewajibannya. Tuhan pasti memberikan nilai kepantasan atas setiap usaha manusia, apapun itu bentuk dan wujudnya. Kitapun harus menerima dengan penuh keikhlasan.

……………………………………………
Janji ke dua puluh delapan, “ sore m arif……moga, senin bisa pelunasan”, seperti biasa diakhir kalimat tertempel stiker emotion character dengan gambar senyuman. Semoga Tuhan senantiasa memberikan hidayah dan memberikan jalan terbaik bagi setiap usaha dan upaya umatnya. Amin. Apapun realita yang akan terjadi hari ini harus saya terima dengan lapang dada. Yakin bisa

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...