Catatan : Silahturahmi kepada
mereka yang memberi inspirasi.
Tuhan memberikan anugerah sifat
dan watak kepada seseorang yang ada di sekitar kita untuk menguji kesabaran. Salah
satunya ingkar janji, sifat buruk yang tentunya ingin kita hindari. Saya telah
menghitung, selama tiga bulan, dua puluh tujuh janji terrecord dalam chat BBM. Itu
belum terhitung dengan janji yang di ucap saat berkunjung ke rumahnya. Dari
sekian janji yang telah di ucap dengan senyum dan di tulis secara meyakinkan, berhias
stiker emotion character dengan gambar keceriaan. Hanya satu yang bisa di
tepati, sisanya janji manis semata. Menjanjikan hal yang biasa dan sederhana,
tentang rencana membayar kewajiban pelunasan hutang yang deretan angkanya tak
lebih dari 7 digit.
Apa yang di perjanjikan bukanlah
perkara sulit jika harus di tepati. Dibandingkan dengan apa yang saya lihat,
dengar dan apa yang telah di tunjukkan oleh beliau tentang semua miliknya. Satu
unit mobil berkelas terparkir di garasi rumah yang tentunya menunjukkan status pemiliknya.
Rumah induk mentereng dengan perabotan mahal. Dalam satu area rumah berderet lebih
dari 5 kamar kos. Itupun belum beberapa rumah dalam satu gang yang di sampaikan
itu miliknya. Apalagi jika harus menebak pendapatan dari usaha dan gajinya. Ragu
kiranya jika saya harus menebak pendapatan per bulan kurang dari dua digit
angka, di depan deretan 6 angka nol. Rasanya tanpa berjanji, lebih dari mampu
beliau bisa langsung melunasi.
Tidak semua keinginan kita bisa
di penuhi dan semua harapan bisa di wujudkan. Kenyataan seringkali tak sejalan
dengan impian. Kadang kita harus menerima apa yang kita lihat berbeda dengan
realita. Jika itu telah terjadi maka kita harus siap menghadapi. Menumbuhkan
fikiran positif untuk menghadapi segala bentuk ujian kesabaran. Bersyukur, bahwa
komunikasi tetap terjalin dengan baik. Beliau masih bisa mengucap janji, dan
ada untuk bisa di temui, sementara lainnya banyak yang menghilangkan diri. Bismilah,
Tetap yakin dengan usaha beliau yang berjalan dengan baik dan asetnya berlimpah,
pada suatu hari beliau dengan mudah selesaikan kewajiban hutangnya.
Alhamdullilah, bahwa dari dua puluh tujuh janji, satu di tepati dan telah
menurunkan kewajibannya hingga berkurang lebih dari lima puluh persen.
Berfikir positif meredakan emosi,
tidak terucap kata provokatif, nada bicara dan intonasi amarah. Tidak tertulis
kalimat yang memancing kekecewaan. Berusaha menyejukkan dan menghadirkan
kedamaian dalam setiap kondisi. Tidak lagi adu kekuatan, “otot-ototan” berusaha
mengklaim siapa yang benar dan menunjuk-nunjuk siapa yang salah. Ini bukan
kesabaran dalam kepasrahan tetapi kesabaran dalam bertindak dan berupaya. Berusaha
dan terus berusaha, bekerja dengan sebaik-baiknya. Meyakini bahwa menagih
adalah pekerjaan mulia, senantiasa mengingatkan seseorang akan kewajibannya.
Tuhan pasti memberikan nilai kepantasan atas setiap usaha manusia, apapun itu
bentuk dan wujudnya. Kitapun harus menerima dengan penuh keikhlasan.
……………………………………………
Janji ke dua puluh delapan, “
sore m arif……moga, senin bisa pelunasan”, seperti biasa diakhir kalimat
tertempel stiker emotion character dengan gambar senyuman. Semoga Tuhan
senantiasa memberikan hidayah dan memberikan jalan terbaik bagi setiap usaha
dan upaya umatnya. Amin. Apapun realita yang akan terjadi hari ini harus saya
terima dengan lapang dada. Yakin bisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar