Selasa, 10 Februari 2015

HARAPAN DAN SEMANGAT BARU DARI IBU MEI

Catatan silahturahmi kepada mereka yang memberi inspirasi


Suara gemuruh deru mesin penggilingan menenuhi ruang sempit itu setiap harinya. Empat pekerja mengerubuti mesin yang sudah kelihatan tua.  Mereka sibuk bekerja sesuai tugas dan kewajibannya. Mengolah limbah sayuran dan buah-buahan menjadi pakan ternak yang nilai jualnya menggiurkan. 
Saya bersama pemilik usaha itu. Sebut saja namanya Ibu Mei. Seseorang yang saya nilai baik. Orang yang belajar dari banyak masalah. Survive menahan segala coba dan ujian keterpurukan di saat awal-awal mengembangkan usaha sehingga bisa berhasil sampai sejauh ini. 

Pertemuan saya dengan beliau adalah awal baru. Semangat dan komitmen baru untuk menata ulang hubungan kerjasama. Saya berusaha merajut kembali komunikasi ketika sekian lama hubungan mitra ini larut dalam persepsi-dan praduga negatif. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. saling memaafkan dan berdamai dengan keadaan.

Sudah menjadi kebiasaan manusia menghubung-hubungkan suatu peristiwa. tidak ada yang salah dari alur berfikir seperti itu karena gerak kehidupan ini terjadi karena hubungan sebab akibad.

Seperti apa yang di sampaikan beliau tentang suatu perlakuan yang menurut saya tidak manusiawi. Menyikapi suatu persoalan dengan emosi yang justru menambah dan menutup rapat jalan penyelesaian. apa yang kita dapatkan saat ini adalah hasil dari perbuatan dan tindakan kita di masa lalu. Saya belajar dari ibu mei agar hidup selalu menanam kebaikan. Agar kelak menuai kebaikan  yang dapat kita dan anak cucu rasakan. 

Membangun Hubungan dengan mitra ( nasabah ) yang terbaik adalah pendekatan relationship. Menjadikan mereka teman dan sahabat. Yang mampu berbagi dalam suka maupun duka. Berempati dan mampu memberi solusi. Mengurangi potensi mendapatkan musuh dan memperbanyak peluang untuk mendapatkan kawan. 
Saya sering kehabisan cara dan menemui jalan buntu untuk menyelesaikan persoalan dengan mitra. Terlalu rumit masalah dan tidak sanggup mengurai. Seakan-akan tak ada jalan keluar lagi dan harus menyerah. Tetapi jika Tuhan berkehendak menyelesaikan masalah seperti membalik telapak tangan, terurai dan terselesaikan dengan mudah. 

Inilah pentingnya sebuah doa untuk menguatkan keyakinan dan memudahkan jalan. Mengharapkan kemudahan dan kelancaran mitra kita dalam menjalankan usahanya. Agar mampu mereka menunaikan kewajibannya.

Saya dan Ibu Mei. Mengawali hubungan kerjasama ini dengan saling memaafkan. Harapan dan semangat baru memecahkan kebuntuan penyelesaian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...