Selasa, 03 Februari 2015

LEBIH DARI SEKEDAR MITRA



Catatan : Silahturahmi ke rumah mereka yang memberi inspirasi

Ada beberapa mitra ( nasabah ) yang saya anggap special. Saya menyebutnya “para sahabat”.  Hubungan mitra yang tidak sebatas kebutuhan penjual dan pembeli jasa keuangan tetapi lebih pada hubungan persahabatan. Di pertemukan dalam satu team kerja yang menuntut kerja Spartan. Di latih untuk menghadapi masalah yang rumit dan sulit. Setiap hari di doktrin untuk mencapai dan terus mencapai. Dipaksa dan akhirnya biasa menjadi workaholic. Sudah menjadi hal yang lumrah dalam dunia kerja, ketika awalnya saling bahu-membahu dalam satu team yang sama kemudian harus saling bersaing dan bertanding dalam team di korporasi yang berbeda. 

“Para sahabat ”  yang tidak hanya memberikan kontribusi melalui performa kreditnya yang lancar tetapi lebih dari itu.  Banyak saran, kritik, masukan serta sharing ilmunya yang sering saya butuhkan. Meski di tempatkan dalam posisi bersaing tetapi inilah yang saya anggap sebagai persaingan yang sehat. Persaingan untuk adu strategi, adu kreativitas bukan saling menjatuhkan, memfitnah dan menipu untuk memenangkan kompetisi. Selangkah lebih maju dari lawan kita setingkat lebih tinggi dari musuh kita maka jadilah kita pemenang. 

“ Para sahabat” pun tidak ragu memberi apresasi positif tentang fasilitas kredit yang di gunakan. Tentang kecepatan proses, variasi produk dan fleksibilitas dari kekakuan prosedur dan ketentuan. Awet bertahun-tahun menjadi mitra. “ Para sahabat “ yang tidak ragu memberi referensi calon mitra. Jauh dari upaya memindah mitra bermasalah  tetapi lebih pada memberi peluang tentang perbedaan kualifikasi produk. Dan sejauh ini referensi mereka dalam performa mitra prima.

“Para sahabat” yang benar paham tentang bagaimana menjaga reputasi perbankan dan keuangan karena itulah modal mereka dalam bekerja di jasa keuangan. Berkomitmen kepada diri sendiri sebelum meminta komitmen pada orang lain. Membangun hubungan saling percaya dengan tindakan bukan dengan perkataan. Lebih mudahnya lagi mereka memahami prosedur. Menjauhi intervensi karena persetujuan kredit bukan garis komando tetapi mengelola resiko. Bukan dari atas kebawah tetapi dari bawah ke atas.

Saya belajar dari “para sahabat” banyak hal tentang keterbukaan cara berfikir. Bahwa bersaing itu tidak harus berebut yang akhirnya melahirkan permusuhan. Setiap detik ada peluang dan kesempatan yang bisa di raih, Bagaimana tinggal masing-masing individu menciptakan peluang dan kesempatan itu. Beradu taktik dan strategi mengaplikasikannya dengan kerja keras, iklhlas dan cerdas. Tidak harus menempuh jalan yang sama untuk berhasil. Saling bekerjasama dan bermitra justru lebih baik. Memperbanyak teman, sahabat lebih menambah peluang dan kesempatan sebaliknya menciptakan permusuhan berarti menutup peluang dan kesempatan.

Saya masih teringat satu kalimat dalam satu SMS yang di kirim oleh salah satu “para sahabat” yang keluar dari team dan memposisiskan sebagai pesaing di institusi yang berbeda “ Kesatuan dan bendera boleh berbeda, seragam pun pastilah tidak sama, tetapi yang namanya kawan tetaplah kawan yang tidak mungkin menjadi lawan. Tetaplah menjadi sahabat”.  Kami pun berkomitmen…….. lebih dari dari sekedar mitra.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...