Catatan : Silahturahmi ke rumah
mereka yang memberi inspirasi
Ada beberapa mitra ( nasabah )
yang saya anggap special. Saya menyebutnya “para sahabat”. Hubungan mitra yang tidak sebatas kebutuhan penjual
dan pembeli jasa keuangan tetapi lebih pada hubungan persahabatan. Di
pertemukan dalam satu team kerja yang menuntut kerja Spartan. Di latih untuk
menghadapi masalah yang rumit dan sulit. Setiap hari di doktrin untuk mencapai
dan terus mencapai. Dipaksa dan akhirnya biasa menjadi workaholic. Sudah
menjadi hal yang lumrah dalam dunia kerja, ketika awalnya saling bahu-membahu
dalam satu team yang sama kemudian harus saling bersaing dan bertanding dalam
team di korporasi yang berbeda.
“Para sahabat ” yang tidak hanya memberikan kontribusi
melalui performa kreditnya yang lancar tetapi lebih dari itu. Banyak saran, kritik, masukan serta sharing
ilmunya yang sering saya butuhkan. Meski di tempatkan dalam posisi bersaing
tetapi inilah yang saya anggap sebagai persaingan yang sehat. Persaingan untuk
adu strategi, adu kreativitas bukan saling menjatuhkan, memfitnah dan menipu
untuk memenangkan kompetisi. Selangkah lebih maju dari lawan kita setingkat
lebih tinggi dari musuh kita maka jadilah kita pemenang.
“ Para sahabat” pun tidak ragu memberi
apresasi positif tentang fasilitas kredit yang di gunakan. Tentang kecepatan
proses, variasi produk dan fleksibilitas dari kekakuan prosedur dan ketentuan.
Awet bertahun-tahun menjadi mitra. “ Para sahabat “ yang tidak ragu memberi
referensi calon mitra. Jauh dari upaya memindah mitra bermasalah tetapi lebih pada memberi peluang tentang
perbedaan kualifikasi produk. Dan sejauh ini referensi mereka dalam performa
mitra prima.
“Para sahabat” yang benar paham
tentang bagaimana menjaga reputasi perbankan dan keuangan karena itulah modal
mereka dalam bekerja di jasa keuangan. Berkomitmen kepada diri sendiri sebelum
meminta komitmen pada orang lain. Membangun hubungan saling percaya dengan
tindakan bukan dengan perkataan. Lebih mudahnya lagi mereka memahami prosedur.
Menjauhi intervensi karena persetujuan kredit bukan garis komando tetapi
mengelola resiko. Bukan dari atas kebawah tetapi dari bawah ke atas.
Saya belajar dari “para sahabat”
banyak hal tentang keterbukaan cara berfikir. Bahwa bersaing itu tidak harus berebut
yang akhirnya melahirkan permusuhan. Setiap detik ada peluang dan kesempatan
yang bisa di raih, Bagaimana tinggal masing-masing individu menciptakan peluang
dan kesempatan itu. Beradu taktik dan strategi mengaplikasikannya dengan kerja
keras, iklhlas dan cerdas. Tidak harus menempuh jalan yang sama untuk berhasil.
Saling bekerjasama dan bermitra justru lebih baik. Memperbanyak teman, sahabat
lebih menambah peluang dan kesempatan sebaliknya menciptakan permusuhan berarti
menutup peluang dan kesempatan.
Saya masih teringat satu kalimat
dalam satu SMS yang di kirim oleh salah satu “para sahabat” yang keluar dari
team dan memposisiskan sebagai pesaing di institusi yang berbeda “ Kesatuan dan
bendera boleh berbeda, seragam pun pastilah tidak sama, tetapi yang namanya
kawan tetaplah kawan yang tidak mungkin menjadi lawan. Tetaplah menjadi
sahabat”. Kami pun berkomitmen…….. lebih
dari dari sekedar mitra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar