Mendengar apa sebenarnya yang menjadi tujuan mereka meminjam uang
kadang membuat hati ini tersentuh. Bagaimana tidak, kisah pengorbanan
mereka sungguh mengharukan. Menyelami kisah mereka, para mitra yang
tidak selalu menggunakan fasilitas kreditnya untuk modal pengembangan
usaha. Memang, sebagai petugas bank seharusnya menghindari salah alokasi
penggunaan dana pinjaman dengan menerapkan aturan dan meminta bukti
tetapi tidak semua bisa di terapkan dengan sempurna mengingat faktor
sosial dan rasa kemanusiaan yang biasanya lebih dikedepankan.
Kisah pengorbanan mereka luar biasa. Bagaimana seorang anak berbakti
berusaha sekuat tenaga membantu biaya operasi orang tuanya yang sakit
parah, Seorang ibu yang memberi akses agar cita-cita anaknya untuk
menjadi dokter bisa terwujud. Tekad bulat dari pasangan suami istri agar
segera melunasi biaya haji atau seorang sahabat yang dengan ikhlas
membantu teman saat di dera derita.
Semua tidak bisa di hitung dengan kehandalan matematika dan logika.
Berdasarkan teori mereka yang punya tujuan mulia ini tidak layak untuk
di biayai karena dana pinjamannya justru akan menjadi beban. Ukuran
kemampuan mereka dalam mengembalikan pinjaman tidak bisa dihitung dengan
kecermatan akuntansi. laba rugi yang dihasilkan dari selisih pendapatan
dan biaya. Bermodalkan prinsip keyakinan untuk mampu mengembalikan
pinjaman. Percaya dan yakin saja bahwa Tuhanlah yang maha memampukan.
Realitanya mereka masih mampu dan sanggup bertahan menjaga reputasi
keuangan dengan baik. Tidak semua yang berakhir menjadi kredit
bermasalah.
Tidak lebih dari satu persen diantara mitra saya yang memiliki tujuan
mulia seperti ini. Pancaran keberkahan dari segenap tindakan mulia dari
minoritas mitra ini seringkali menaungi dalam setiap upaya
menyelesaiakan persoalan kerja. Meskipun itu hanya sebatas inspirasi
ataupun sebuah informasi. Banyak sahabat dan saudara yang didapatkan
ketika kita mampu secara terbuka menerima setiap perbedaan. Jangan
pernah menyalahkan jika ada hal yang mungkin berbeda dari kebijakan
dengan berlindung pada dalih dan dalil aturan yang terkesan baku dan
kaku. Seperti mereka yang memiliki tujuan mulia "menolong dan membantu"
tetapi ketika dihadapkan pada ketentuan sangat bertentangan dengan
kebijakan tujuan utang piutang. Dalam bisnis yang mengedepankan
kepercayaan seperti ini, saya harus memandang segala sesuatu dari sudut
pandang berbeda. Mudah sekali kekecewaan menghampiri jika harapan tidak
sejalan dengan kenyataan. Di satu sisi kita merasa sesuatu telah
sempurna tetapi realitanya di sisi lain penuh cacat dan cela.
Saya menuliskan, menghimpun lagi ingatan, kenangan dan cerita
perjalanan teman-teman dalam silahturahminya kerumah-rumah mereka yang
memberi inspirasi. Tujuannya untuk Sama-sama belajar dari bermacam-macam
sifat manusia. tidak hanya dari hal baik saja kita mendapatkan
pelajaran tetapi dari hal buruk, ada hikmah yang bisa kita petik
darinya. Semoga kita seringkali di pertemukan dengan mereka, orang-orang
yang memberi inspirasi. Semangat untuk terus membina hubungan
silahturahmi. Tanpa ada interaksi kita tidak akan mendapatkan apa-apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar