Senin, 04 Mei 2015

HARI JUMAT DENGAN DUA PELAJARAN BERHARGA


 Menjelang akhir pekan dalam aktivitas kerja. Mengawali dengan kerja spartan dan berharap semua beban tugas bisa segera di selesaikan. Pagi-pagi di rumah salah satu calon mitra untuk sekedar ngobrol. Percakapan sederhana tentang rencana meminjam modal usaha. Secara kebetulan beliau adalah mitra lama yang dulu pernah memindahkan fasilitas kreditnya ke bank lain. Obrolan panjang seputar kisah perpindahan dan kekecewaan pada bank lain. Singkat kata, ada satu pertanyaan yang membuat saya terkesan dengan jawabannya. " Kenapa bapak pindah lagi ke bank kami ? " Bapak itupun menjawab " Saya terkesan Mas, saat pelunasan saya di fasilitasi. Jaminan telah di sediakan tepat waktu. Saat pelunasan tidak ada upaya menghalangi  meskipun petugas bank mengetahui kredit saya mau di pindah ke bank lain. Pelayanan total seperti itulah yang saya harapkan, tidak hanya sebatas saat mengajukan kredit saja tetapi saat melunasipun juga cepat prosesnya " Meskipun peristiwa itu terjadi tiga tahun lalu, Si bapak masih teringat satu hal baik yang telah kita berikan. Terkadang saat kita berusaha mempertahankan mitra, segala cara dan upaya dilakukan meskipun itu kurang benar. Cara-cara seperti ini justru menjadi bumerang bagi kita di masa depan. Manusia pada prinsipnya mencari pembanding saat bermitra dengan beberapa bank.  Pada awalnya, Si Bapak  dengan alasan bunga yang di tawarkan bank lain kepadanya lebih "murah " sehingga memilih pindah, tetapi kesan yang di berikan saat melunasi pinjaman sangat buruk. Dengan membandingkan maka Si Bapak memutuskan kembali bekerjasama dengan  bank ini. 

 Dari pengalaman di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa kita membutuhkan investasi jangka panjang dalam hal pemasaran. Proses panjang itu bisa kita mulai dari sekarang dengan memberikan edukasi yang benar, saran yang baik dan terutama perilaku kita menjadi bankir yang mampu menjadi teladan. Tidak ubahnya menanam pohon, tergantung kita menanam pohon apa agar kita menuai hasil yang diinginkan. Saya sangat percaya tentang proses baru membicarakan hasil.  Ada yang bisa kita petik hasilnya 3 bulan, 3  tahun bahkan 30 tahun dan tentu pohon yang di tanam tersebut harus di rawat dan di pelihara dengan baik. 

Selepas sholat Jum’at memanfaatkan sedikit waktu untuk menikmati makan siang sambil beristirahat. Banyak pilihan, terutama kalau ingin makan nasi soto. Di salah satu warung nasi soto ayam yang cukup terkenal di dekat kantor. Pembeli terus mengalir datang silih berganti. Parkiran trotoar selalu penuh sesak dengan kendaraan pembeli. Menunggu antrian, mengamati tingkah pedagang yang ramah melayani pembeli. Pesanan beragam sesuai selera pembeli coba untuk di penuhi. Ada yang minta porsi 2 mangkuk, tidak memakai kecap, ayamnya porsi jumbo,  tidak pakai nasi, kuahnya saja, tidak pakai sayuran, nasinya porsi sedikit, kuahnya minta lebih dan lain-lain. 

Semua pesanan pembeli bisa di layani dengan baik. Dan tampak pembeli merasa puas dengan terpenuhi sajian yang sesuai dengan selera mereka masing-masing. Menunya adalah sama soto ayam tetapi di sajikan dengan cara yang berbeda sesuai keinginan pembeli. Mereka yang datang tentunya tidak akan memesan sate, mie ayam ataupun bakso  karena jelas terpampang produk makanan dalam bentangan kain spanduk “Soto Ayam Pak xxxx”. Sama saja kita dalam menjual produk, kreativitas dalam melayani memiliki peran penting agar produk laku terjual. Harus mampu memenuhi selera pembeli karena keinginan setiap manusia yang berbeda-beda.

Dua mangkuk soto dan segelas es jeruk memberikan energy untuk melampiaskan hasrat kerja yang tinggal setengah hari. Jumat ini penuh berkah, Tuhan telah memberikan anugerah tentang cara pandang yang berbeda tentang teori kerja yang sejauh ini saya yakini benar. Dari pelajaran berharga di rumah  mitra dan di warung soto mungkin saja ada strategi baru yang harus dicoba.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...