Di setiap pagi, Jika
saya harus melihat benda apa yang hadir paling cepat dan berada pada posisi
yang tepat, selalu terlipat rapi di atas sudut meja kantor. Siap terlebih
dahulu sebelum hidangan minuman disajikan atau bahkan ruangan di bersihkan.
Benda itu adalah lembaran-lembaran koran yang selalu fresh dan terupdate setiap
hari. Saya membayangkan orang-orang yang terlibat dalam bisnis ini. Mereka
adalah orang-orang yang cekatan dan memiliki disiplin tinggi. Mulai level teratas
( top management ) sampai terbawah ( pengecer ). Saya pernah mendengar sendiri
di suatu pagi ucapan permohonan maaf pengecer ketika benda itu terlambat di
kirimkan. Terlambatnya saya kira tidak terlalu lama, bisa di bilang hitungan
menit. Itupun di kantor karyawan yang telah hadir tidak lebih dari lima orang.
"Sorry boss, jajane telat" sambil bercanda dengan security kantor.
Pada level teratas bisnis ini sepak terjang para "bos media" sungguh
luar biasa, sigap, kreatif, energik, "cak-cek" smart, menguasai
banyak hal dan disiplin. Pantas saja sebagian besar dari mereka menjadi tokoh
yang hebat dan mumpuni di negeri ini. Tidak ada kata menunda dalam bisnis ini.
Ekstra cepat dan penuh deadline.
Betapa berharga waktu
yang ada, detik demi detik. Semua bekerja secara cermat dan tepat. Mesin dan
manual sama-sama bekerja dengan tangguh. Para kuli tinta memburu berita,
menulisnya dgn baik dan enak di baca, redaksi menyusun dan mengkomposisi dengan
tepat. Mesin-mesin produksi begitu hebat, prima dalam mencetak , distributor
mengirim dengan cepat.
Dua puluh empat jam nonstop bekerja estafet. Semua team yang terlibat padu saling mengisi dan berkolaborasi untuk sebuah deadline. Saat semua masih terlelap mereka sigap. Cobalah amati orang-orang yang terlibat dalam bisnis ini, mereka adalah orang-orang energik yang terbiasa kerja cepat. Sulit membayangkan ada orang malas yang bisa kuat bertahan dalam bisnis ini. Adapun jika ada orang malas bisa bertahan maka sikap dan tindakannya lambat laun akan berubah oleh sistem. Terpaksa menjadi biasa lalu menjadi budaya. Dipaksa disipline dengan target deadline.
Dua puluh empat jam nonstop bekerja estafet. Semua team yang terlibat padu saling mengisi dan berkolaborasi untuk sebuah deadline. Saat semua masih terlelap mereka sigap. Cobalah amati orang-orang yang terlibat dalam bisnis ini, mereka adalah orang-orang energik yang terbiasa kerja cepat. Sulit membayangkan ada orang malas yang bisa kuat bertahan dalam bisnis ini. Adapun jika ada orang malas bisa bertahan maka sikap dan tindakannya lambat laun akan berubah oleh sistem. Terpaksa menjadi biasa lalu menjadi budaya. Dipaksa disipline dengan target deadline.
Bisnis ini terasa berat
ketika teknologi bisa mempercepat proses penyampaian informasi. Dunia di gengaman
dan akses di lentikan jari. Koran tetap menjadi eklusif. paradigma pelangan
sulit dihilangkan karena ini terkait status dan kelas. Simbol kemapanan dalam
kesederhanaan. "diruang tamu di pagi hari di temani secangkir kopi dan
membaca koran". Bicara pelayanan, ribuan pelangan terlayani dengan baik. Dalam
hitungan jam koran telah tersebar keseluruh pelosok negeri ini. Tepat waktu
tersaji setiap pagi di rumah pelangan.
Benchmark tentang
kedisiplinan dan pelayanan mungkin saya bisa belajar dari bisnis ini.
Menetapkan deadline atas pekerjaan saya dan melayani pelangan dengan baik
dan tepat waktu. Semoga istiqomah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar