Kamis, 16 Oktober 2014

DI RUANG TUNGGU BANK UMUM

Catatan : Sililahturahmi kepada mereka yang memberi inspirasi
 
Jika saya mampu mengulang lagi waktu, ingin rasanya kembali ke masa lalu sehingga penyesalan ini tidak perlu terjadi…………..

 Pertemuan tidak terduga di ruang tunggu bank umum terasa menyesakkan. Ibu setengah baya di antar putranya yang masih belia meneteng tas kresek kecil berisi uang pecahan seratusan ribu. Saya bayangkan nominalnya kisaran puluhan juta rupiah. Saya  duduk di sebelahnya dengan kepentingan yang berbeda. Mengurusi likuiditas keuangan kantor sementara beliau antri menunggu setoran. Saya mengenal suaminya sebagai peternak dan pedagang Kambing. Kalau saya menilai, beliau adalah pedagang dan peternak kambing berpengalaman. Hewan ternak dari beragam usia terlihat sehat dan gemuk. Kandangnya luas, bersih  dan rapi memiliki kapasitas isi 50 ekor kambing dengan beragam jenis. Pilihan hargapun bervariasi. Pantas saja jika rumahnya selalu ramai dari mereka yang hanya ingin melihat-lihat sampai mereka yang berminat membeli.

Hari masih pagi. Dideretan bangku terdepan  4 orang sedang mengantri. Saya jabat tangannya dan beliau menyapa, “ mas, alhamdullilah untuk pertama kalinya saya menabung di bank. Tadi sudah di terima pembukaan rekening. Ini uangnya supaya aman, setelah kemarin dibuat belanja hewan ternak saat Idul Adha kini uangnya sudah kembali. Biasanya sama bapak di simpan di rumah. Untuk tahun ini saya belajar menabung.” Mendengar ucapan beliau yang polos dan tanpa ragu, merupakan tamparan kata-kata telak kemuka . Seisi fikiran hanya ada pertanyaan penyesalan yang di dahului kata kenapa, dan mengapa.

Dirumahnya, kartu nama saya terselip diantara kaca dan meja bersama kartu nama lain.  Terbilang tiga  kartu nama dari petugas bank. Sudah menjadi protap jika bersilahturahmi sedikit banyak menyinggung pekerjaan. Mensosialisasikan fasilitas bank, tetapi ada saja yang terlewatkan. Terlalu getol menawarkan modal sehingga lupa mengajak orang menabung. Betapa sulitnya menjaga konsistensi apalagi merubah pola fikir. Paradigma intermediasi, keseimbangan funding dan lending.

Si ibu dan suaminya mengenal saya sebagai petugas bank tetapi brand name ( merek ) untuk kesekian kali telah mengalahkan. Fikiran positif masyarakat telah di bangun dari promosi  brosur, spanduk dan iklan.  Di lihat dan di dengar berulang-ulang mempengaruhi fikiran positif seseorang. Harus optimis, Saya tetap yakin, kitapun punya kekuatan. Membangun kepercayaan  dengan kekeluargaan dan semangat persahabatan. Mengenalnya lebih dekat, membantunya dengan tulus dan iklas.

Pelajaran berharga untuk selalu memperbaiki diri dari hal tidak terduga. “Alhamdullilah”, Jika saja tidak menjadi pengganti petugas yang cuti. Saya tidak mungkin bertemu dengan ibu itu. Bersyukur selalu di ingatkan agar tetap konsisten membangun mitra. Berfikir positif akan mengurangi beban psikologis. Masih banyak peluang yang bisa di raih………

Ibu itu beranjak menuju meja counter menyetorkan uang, Senyuman teller mengurai kecemasan yang jelas tergurat di wajahnya. Maklum, langkah pertama untuk menabung terasa sulit, selanjutnya menjadi biasa kemudian membudaya. Sebelum beliau beranjak pergi saya berkata lirih,” Salam buat Bapak ya bu, Insya Allah,  akan silahturahmi ke rumah Panjenengan “ Ibu itu meninggalkan senyuman yang memberikan arti mendalam. Waktu tak mungkin kembali, tidak perlu disesali. Kita belajar darinya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Yakin saja suatu hari keluarga itu akan menjadi mitra kita. AMIN……

Selasa, 14 Oktober 2014

KETERBUKAAN SEDERHANA DARI KELUARGA PAK SABAR


Catatan : Silahturahmi kepada mereka yang memberi inspirasi


Telah lama kami menunggu, sabar menanti  ibu tuan rumah yang masih belanja kepasar.!!!

Sambil menunggu Si nyonya rumah kami terlibat pembicaraan akrap dengan si tuan rumah. Sebut saja beliau Pak Sabar. Pemilik rumah asri, besar dan ramai. Rumah itu tidak pernah sepi sehari-hari selalu ramai oleh suara kegaduhan peralatan  pekerja yang membuat aneka perabotan rumah tangga. Membicarakan tentang rintisan usaha dengan kebanggaan seorang pengusaha “ from zero to hero “. Mendengar kisah inspiratif mendaki tangga sukses calon mitra dan mitra kami adalah hiburan yang menarik. Selalu menghadirkan banyak pengalaman dan wawasan tentang betapa beratnya sebuah perjuangan.

Sebenarnya kami ingin segera menuju pada  pokok persoalan dengan Pak Sabar. Membahas rencana beliau untuk menambah modal usaha. Beliau sengaja mengulur waktu,  untuk membicarakan sesuatu yang di anggap krusial harus bersama pathner istri pendamping hidupnya. " Sebentar ya mas, menunggu ibu pulang dari pasar. sebentar lagi akan datang . Nanti, urusan utang-piutang harus sama-sama tahu. Jika nanti semua sudah sepakat dan sepaham. insya allah pinjamannya akan membawa berkah. Nyaman dan aman di buat modal bekerja."

Nyonya rumah datang menenteng tas besar berisi sayur mayur dan makanan dari pasar. Menunjukkan bahwa beliau adalah wanita tangguh yang perannya tidak bisa di  remehkan.  Memarkir motor matic barunya dan menaruh begitu saja barang belanjaan di garasi rumah. Beliau menyapa kami, seperti tergesa-gesa. Mungkin Pak Sabar sebelumnya telah menelepon " Bu, mas-mas dari bank telah menunggu lama ". Sekejap kemudian kami terlibat pembicaraan serius. Hitung-menghitung, kalkulasi, dan estimasi diakhiri dengan kesimpulan untuk menyepakati satu fasilitas kredit yang tepat. Keputusan bersama dari sepasang suami-istri harmonis dan romantis. Semua keputusan atas inisiatif bersama dan resiko akan di tanggung secara bersama-sama. Suami mencari sumber pendapatan sementara istri berperan mengontrol pengeluaran menjadi  manajer keuangan. Suatu sistem organisasi  simple tapi efectif. Keterbukaan untuk membangun kepercayaan secara sederhana. Keluarga memiliki peran sama dan berimbang untuk saling mengontrol dan mengawasi.

Lebih dari tiga tahun  berpathner sebagai mitra, perkembangan aset dan usaha meningkat sementara hutangnya hanya satu fasilitas saja. Beruntunglah beliau mempercayakan kebutuhan modalnya kepada korporasi ini. Dan amanah itu harus tetap di jaga. Belajar dari Pak Sabar beserta istri bahwa keterbukaan itu harus di bangun mulai dini. Diawali dari  organisasi sederhana yaitu keluarga kemudian mengarah ke organisasi yang lebih besar lagi. Tujuannya cukup simple dan sederhana. Agar dengan keterbukaan semua bisa saling memahami, menjaga dan mengawasi.

Semoga sebentar lagi beliau juga mempercayakan simpanannya di tempat ini.  Amin

Kamis, 09 Oktober 2014

TETAP BERUSAHA DAN BERKARYA DALAM COBAAN BENCANA YANG MENDERA

Catatan : Silahturahmi kepada Mereka yang memberi inspirasi


Tidak pernah saya menduga sebelumnya, bahwa hubungan mitra kerjasama dengan salah satu dealer kendaraan roda dua di Kecamatan Pare Kediri mengantarkan saya mengenal kehidupan masyarakat sederhana di perkampungan tersembunyi yang di kelilingi ratusan hektar tanaman tebu dan hamparan pohon jambu mente di ladang mereka yang gersang. Meski telah melewati enam bulan sejak letusan hebat dan singkat di malam yang pekat itu. Sisa-sisa material vulkanik Gunung Kelud masih berserakan di jalanan. Beberapa bangunan yang roboh masih di biarkan begitu saja, hanya sebatas di rapikan disamping halaman. Terik berkepanjangan melengkapi kepiluan yang terasa menyiksa pasca bencana. Tubuh merekapun harus kuat beradaptasi saat siang bekerja di ladang meng” akrabi” debu dan pasir yang beterbangan sementara dikala malam berselimut dingin yang terasa kuat menggigit.
Di salah satu desa di Kecamatan Plosoklaten mereka menjalani hari-hari menjadi buruh tani, petani, pedagang buah mente dan sebagian pergi merantau di luar negeri. Jika kita ukur melalui Goggle Map di hitung jarak lurus ke puncak Gunung Kelud berjarak 15 Kilometer. Saya bertanya pada petugas lapangan yang membina wilayah tersebut, “berapa jumlah account mitra di wilayah desa ini”? , petugas menjawab “8 mitra pak, empat mitra telah melunasi kewajiban  dan sementara 4 mitra lainnya masih memiliki pinjaman aktif dengan portofolio kredit lancar, kesemuannya merupakan  pembiayaan kendaraan bermotor. Jika kita berfikir normatif maka keraguan yang akan muncul. Apakah mereka mampu untuk menyelesaiakan pinjaman di saat kesulitan yang mereka hadapi.( Mitra kami yang berada di desa tersebutdalam zona terdampak Letusan Gunung Kelud sehingga di kategorikan oleh pemerintah untuk mendapatkan perlakuan khusus )“. Keraguan saya atas jawaban tersebut akhirnya sirna ketika mencari data mitra dengan mengidentifikasi wilayah desa tersebut. Ternyata data menunjukkan hal yang sama dengan jawaban petugas tersebut. 

Menyambangi dan bersilahturahmi ke dua rumah mitra dan mengenal dua sosok sederhana sebut saja Bapak Okto dan Ibu Maret. Keduanya menunjukkan keramahan khas masyarakat pedesaan. Memberikan motivasi luar biasa dalam optimisme dan semangat perkataan yang sederhana. “ Jaminan saya sudah jadi atau belum mas pengurusannya di instansi terkait.  Sebenarnya uangnya sudah tersedia, cuma sambil menunggu penyelesaian Jaminan. Uang  saya gunakan untuk kulakan Mentor( biji jambu mente ). Nanti jika jaminan sudah selesai saya mohon segera di beritahu agar bisa menyelesaikan kewajiban pinjaman secepatnya.” Kata bapak Okto di rumahnya yang memiliki usaha toko pracangan. “ Insya allah bulan depan saya titip angsuran pokok pinjaman mas, Bapakipun saget kirim katah saking pendamelanipun teng Kalimantan, Kendaraane sampun kulo sade teng tanggi damel biaya berobat tole tapi kulo tetep tanggung jawab nyelesaikne utangipun. Jenengan pun kawatir, kredit kulo insya allah saget kulo selesaikne.” Tutur Ibu Maret meyakinkan dengan pernyataan tulus dan serius.

Tidak ada keluh kesah tentang musibah yang seringkali di dramatisir untuk mendapatkan pemakluman. Mereka hanya berfikir supaya tetap berusaha dan berkarya mencari cara untuk meningkatkan usaha dan  perekonomiannya. Mereka secara tegas memberi batas yang jelas bahwa hutang adalah kewajiban yang harus segera di selesaikan sementara musibah adalah ujian yang harus di hadapi dengan ketabahan dan kesabaran. Tidak seperti halnya analisa secara makro bahwa pemulihan kredit pasca bencana membutuhkan upaya yang lama. Plan A, Plan B, Plan C, meluncurkan paket kebijakan dan peraturan untuk menanggulangi dampak kredit yang di asumsikan akan bermasalah. Secara mikro saya  melihat sendiri mereka yang secara langsung terimbas kuat masih tetap tegar meski dampak secara ekonomi terasa berat. Karakter mereka berbicara lain bahwa selayaknya kewajiban hutang menjadi prioritas utama untuk di selesaikan. Itulah sumber inspirasi tentang kuat dan tegarnya mitra-mitra kami dalam menghadapi musibah. Berfikir positif dan tidak meng Kambing hitam kan keadaan.

CONTOH SEDERHANA TENTANG KEPERCAYAAN DARI IBU APRIL



Catatan : Silahturahmi kepada mereka yang memberi inspirasi

Selama lebih dari 6 tahun menjadi mitra, bisa di hitung dalam bilangan jari saya berkunjung ke rumahnya. Dua kali menjadi mitra pada dua institusi perbankan yang berbeda. Sebut saja namanya Ibu April, beliau adalah sosok sederhana dan pekerja keras. Mempunyai lapak kecil yang ada di pasar dekat rumah. Menjual aneka sayuran dan kebutuhan dapur. Setiap hari berusaha dan bekerja keras untuk menghidupi satu orang anak dan ibunya yang telah renta. 

Rumahnya terlihat berantakan bukan karena dia malas tetapi memang di biarkan apa adanya sebagai tempat bermain anaknya yang hiperaktif. Perabotanpun hanya terbatas satu set kursi dan satu almari kecil tanpa peralatan elektronik. Beberapa kali memiliki peralatan elektronik pasti berakhir di buat eksperimen anaknya yang cerdas itu. Saya membayangkan betapa sibuk hari-hari Bu April, sebagai ibu rumah tangga, mengurus anak yang istimewa dan sebagai tulang punggung keluarga. Terasa ironis jika wanita yang diciptakan dari tulang rusuk pria harus menjadi tulang punggung keluarga. Itulah hidup yang harus di jalani dengan keiklasan dan kesabaran. Kesan dari penampilan kusut, biasa dan lugu langsung sirna ketika saya berkomunikasi dengannya. Tutur kata yang disusun dari pemikiran cerdas menunjukkan kesesuaian dengan kualifikasi pendidikan yang disandang sebagai sarjana pendidikan. 

Saya yakin memberi kepercayan Bu April untuk memdapatkan fasilitas kredit di institusi Perbankan  di  tempat saya bekerja yang baru karena beberapa catatan tindakan beliau yang menurut saya istimewa. Bu April selalu mengonfirmasi  kepada petugas sebelum membayar, Angsuran selalu di antar sendiri ke kantor bank di mana beliau menandatangani fasilitas kredit dan rajin mengupdate kewajibannya . Hal ini  seperti terasa umum jika nasabah memiliki sumberdaya yang baik. Sesuatu istimewa itu saya rasakan ketika melihat beliau tidak memiliki handphone sehingga  mengkonfirmasi petugas melalui sarana fasilitas telepon umum. Beliau juga tidak memiliki sarana kendaraan kecuali sepeda sehingga menuju kantor bank untuk membayar harus menempuhnya dengan kendaraan umum.  Padahal beliau tahu bank memberi fasilitas angsuran jemput bola.

Jaminanpun beliau memberikan yang terbaik dari asset yang dimiliki. Dua petang bidang tanah di lokasi strategis yang terdokumentasi dalam dua sertifikat yang nilainya terasa tak berimbang dengan plafon pinjamannya. Aset senilai satu milyar menjamin pinjaman senilai lima belas juta. Keinginan untuk mendapatkan kepercayaan di bank di tunjukkan dengan tindakan dan perbuatan bukan hanya sebatas kata-kata. Apabila saya sebagai penilai yang seringkali hanya melihat dengan pandangan mata saja terasa sulit bisa memberi kepercayaan kepada Bu April.  Saya pasti menyimpulkan kesan-kesan dari fikiran negative jika tidak menyelami kehidupan Bu April sebenarnnya. Seperti rumah yang  kotor dan berantakan, tidak ada alat komunikasi, asset barang bergerak tidak ada, terkesan kolot, lugu, dan lapak usahanya yang kecil. 

Beruntunglah saya mengenal beliau cukup lama. Mengenalnya jauh sebagai mitra di istitusi perbankan tempat bekerja sebelumnya. Menunjukkan perbuatan dan contoh tindakan nyata sebagai mitra yang baik sehingga saya terhindar oleh fikiran negative dari pandangan mata yang seringkali menipu dan memihak pada indicator-indikator materialism. Inilah pentingnya menganalisa kehidupan mikro yang mengedepankan penilaian karakter seseorang.  Mendekatinya sebagai sahabat di tempat usahanya yang tersebar di pasar-pasar, di persawahan, disamping dan di belakang rumah mereka. Bu April memberikan contoh bagi kita bahwa untuk dapat di percaya di wujudkan dalam bentuk perbuatan bukan hanya sebatas penampilan, kata-kata dan segala sesuatu yang seringkali menipu mata.

Rabu, 01 Oktober 2014

JALAN TERJAL YANG LIAR DAN MENAKJUBKAN (JELAJAH MEDAN LEMBAH BUKIT PANTAI SELATAN WATULIMO TRENGGALEK )

JALAN TERJAL YANG LIAR DAN MENAKJUBKAN
(JELAJAH MEDAN LEMBAH BUKIT PANTAI SELATAN WATULIMO TRENGGALEK )



Malam ini, bulan sabit  memimpin ribuan bintang menguasai cakrawala. Tampak sempurna tanpa sedikitpun tirai awan. Sepintas kupandang saat melibas pekat jalanan dengan dua roda motor kesayangan. Kuarahkan perjalananku kali ini ke perbukitan karst selatan tepatnya di kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Malam minggu ini seperti halnya ratusan malam minggu yang pernah kulalui. Meliarkan diri bersama alam dalam kesederhaaan dan keterbatasan. 

Salim dan salam khas, kibaran spanduk dan bendera-bendera organisasi, dentuman music reagee, atribut-atribut alam bebas  dalam pesta malam minggu  di depan balai desa Slawe Kecamatan Watulimo kabupaten Trenggalek. Para penggiat alam bebas dan pecinta alam dari berbagai Organisasi dan individu berkumpul untuk mengikuti event Jelajah Lembah Bukit Pantai Selatan yang di adakan Organisasi Pecinta Alam NIPONK. 
BERIRINGAN

LELAH

Akupun berkawan dengan mereka dari yang masih belia sampai mereka yang lanjut usia. Para sahabat yang terkadang di lecehkan sebagai manusia yang  nakal, urakan, dan bengal. Mereka yang hanya menilai dari penampilan semata, tanpa menyelami dunianya. Dunia yang mengajarkan kekuatan, ketabahan dan kesabaran. “Maaf “, untuk mereka yang senang memandang kami sebelah mata. Kami bangga menjadi petualang karena sebagaian dari kami telah menjadi pemimpin yang baik di negeri ini dan sebagian besar dari kami adalah calon-calon leader untuk Indonesia di masa depan.

Tanpa sleeping bag, aku meringkuk di halaman rumah penduduk. Sementara  para sahabat masih asyik berdiskusi tentang apa saja. Tidur melepaskan penat dengan cara yang berbeda dan tak biasa. Merasakan sedikit kebahagiaan untuk mereka yang setiap hari  terpejam di jalanan.  Waktupun cepat berjalan. Adzan subuh membangunkan perlahan, mengawali kesegaran di pagi yang bersahabat ini. Delapan ratus lima puluh peserta terdaftar dalam event lintas alam, baik perorangan maupun beregu. Wajar kalau kegiatan kali ini pesertanya membludak  karena  beberapa bulan tidak ada sama sekali event lintas alam . 
TIADA TALI BLARAKPUN JADI
SUNGAI SEBELUM AIR TERJUN


Waktu menunjukkan pukul 07.30 WIB, start pemberangkatan di lakukan bertahap oleh muspika Kecamatan Watulimo. Menempuh jarak sekitar 20 KM dengan medan perbukitan pantai selatan para peserta akan disuguhkan medan terjal, jurang yang dalam dan kelebatan vegetasi bukit-bukit pantai selatan trenggalek. Terbagi dalam tiga pos dengan  jarak antar pos cukup jauh. Melihat medan jalur yang di dominasi hutan dan perbukitan tentunya perjalanan kali ini akan menguras tenaga.

Jalur track yang sempit akan di lalui oleh ratusan orang di waktu hampir bersamaan, tentunya membutuhkan kesabaran untuk mengantri. Melewatinya dengan perlahan karena sepanjang rute di dominasi tanjakan. Keterbatasan tali pengaman tidak menghambat para peserta untuk saling membantu .Tiada tali blarak ( pelepah kelapa ) pun jadi, untuk menarik rekan-rekan yang ada di bawahnya. Keselamatan dalam berpetualang menjadi prioritas utama bukan hanya soal kecepatan dan siapa yang paling kuat tanpa memperdulikan keselamatan diri dan rekan. Jalur menuju pos 1 di dominasi ladang buah salak yang berada di perbukitan. Hamparan tanaman salak hampir memenuhi semua lereng-lereng perbukitan Watulimo. Tidak hanya tanaman buah salak, Pohon-pohon buah lainnya seperti Durian, kelengkeng, manggis, sirsat betebaran di ladang-ladang penduduk. Ketika musim buah hasil tanaman  tersebut akan tersaji di warung-warung yang ada di sepanjang jalan utama menuju pantai Prigi dan Pasir Putih. Berada di atas perbukitan hamparan hijau terbentang dalam lembah dan bukit, tidak seperti daerah karst lainnya di sepanjang pantai selatan Jawa yang cenderung gersang. Memandang kearah selatan birunya lautan seakan tak berujung dan menyatu dengan langit di kejauhan.  Lanscape menawan menceritakan  keindahan di sisi lain selatan Pulau Jawa.
KOMUNITAS
SALING MENOLONG



Terik matahari terhalang kelebatan vegetasi hutan. Pohon-pohon tinggi teduh menaungi, bukit dan lembah teriris kelokan-kelokan sungai dengan mata air yang jernih. Batu-batu besar memperangkap air menjadikannya kolam yang bening menyuguhkan kesegaran air bersih.  Suara serangga memberikan irama dinamis dan mistis tentang misteri belantara. Ribuan tahun yang lalu kenapa manusia-manusia purba memilih mendiami sisi selatan Pulau Jawa karena di daerah tersebut menyajikan sumberdaya alam yang  melimpah untuk bertahan hidup. Baik tempat untuk berlindung berupa goa-goa alam maupun makanan.  

Enam jam menyusuri setapak,mendaki dan menuruni jalur curam membuat tubuh terasa letih. Beberapa kali beristirahat melemaskan kaki yang kaku mendekati kram. Rasa puas akan tantangan dalam perjalanan kali ini membuat diri tak cepat mengeluh. Melewati air terjun alami yang masyarakat sekitar menamakannya dengan Curug Nanas. Debit airnya tidak begitu deras karena saat ini merupakan musim kemarau. Membayangkan jika musim penghujan betapa indah menyaksikan air bening meluncur dari 50 meter di ketinggian tebing. Akses menuju lokasi  air terjun  masih alami dan sulit di jangkau sehingga jarang di kunjungi.

Tenaga habis sampai Pos II, waktu menunjukkan pukul setengah dua. Berada di perkampungan penduduk yang cukup terpencil perjalanan ini saya sudahi. Terasa nikmat dan damai beristirahat di bawah naungan rapatnya dedaunan, Keramahan masyarakat yang menyuguhkan minuman terbaik dari dapur rumahnya yang sederhana. Jahe hangat pedas dan manis dalam baskom plastic. Panas tubuh karena letupan energy yang mengalir cepat seketika menjadi dingin ketika tenggorokan dan lambung di siram air hangat. Memberikan kesejukan di badan meski berpeluh keringat. Memang tidak tuntas perjalanan kali ini tetapi gambaran medan lembah bukit pantai selatan Watulimo Trenggalek benar-benar menawan. Kearifal local masyarakat yang peduli menjaga hutan, Pohon-pohon besar terasa tidak asing menghiasi perkampungan penduduk sekitar. Memberikan keberkahan dalam hidup yang biasa dan sederhana.

Di jemput salah satu sahabat kembali ke titik awal start perjalanan. Akses lokasi terpencil  sekarang mudah di jangkau, semua jalan beraspal. Menaiki motor saja sudah terasa ekstrem, kelokan tajam, tanjakan-tanjakan berat mengisi akses jalur transportasi di perbukitan pantai selatan. Terima- kasih OPA NIPONK telah memberikan sensasi petualangan yang berbeda di perbukitan Karst pantai selatan Jawa. “ Jalan terjal yang liar dan menakjubkan dalam jelajah lembah bukit pantai selatan Watulimo Trenggalek “………TOP
   


PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...