Kamis, 09 Oktober 2014

TETAP BERUSAHA DAN BERKARYA DALAM COBAAN BENCANA YANG MENDERA

Catatan : Silahturahmi kepada Mereka yang memberi inspirasi


Tidak pernah saya menduga sebelumnya, bahwa hubungan mitra kerjasama dengan salah satu dealer kendaraan roda dua di Kecamatan Pare Kediri mengantarkan saya mengenal kehidupan masyarakat sederhana di perkampungan tersembunyi yang di kelilingi ratusan hektar tanaman tebu dan hamparan pohon jambu mente di ladang mereka yang gersang. Meski telah melewati enam bulan sejak letusan hebat dan singkat di malam yang pekat itu. Sisa-sisa material vulkanik Gunung Kelud masih berserakan di jalanan. Beberapa bangunan yang roboh masih di biarkan begitu saja, hanya sebatas di rapikan disamping halaman. Terik berkepanjangan melengkapi kepiluan yang terasa menyiksa pasca bencana. Tubuh merekapun harus kuat beradaptasi saat siang bekerja di ladang meng” akrabi” debu dan pasir yang beterbangan sementara dikala malam berselimut dingin yang terasa kuat menggigit.
Di salah satu desa di Kecamatan Plosoklaten mereka menjalani hari-hari menjadi buruh tani, petani, pedagang buah mente dan sebagian pergi merantau di luar negeri. Jika kita ukur melalui Goggle Map di hitung jarak lurus ke puncak Gunung Kelud berjarak 15 Kilometer. Saya bertanya pada petugas lapangan yang membina wilayah tersebut, “berapa jumlah account mitra di wilayah desa ini”? , petugas menjawab “8 mitra pak, empat mitra telah melunasi kewajiban  dan sementara 4 mitra lainnya masih memiliki pinjaman aktif dengan portofolio kredit lancar, kesemuannya merupakan  pembiayaan kendaraan bermotor. Jika kita berfikir normatif maka keraguan yang akan muncul. Apakah mereka mampu untuk menyelesaiakan pinjaman di saat kesulitan yang mereka hadapi.( Mitra kami yang berada di desa tersebutdalam zona terdampak Letusan Gunung Kelud sehingga di kategorikan oleh pemerintah untuk mendapatkan perlakuan khusus )“. Keraguan saya atas jawaban tersebut akhirnya sirna ketika mencari data mitra dengan mengidentifikasi wilayah desa tersebut. Ternyata data menunjukkan hal yang sama dengan jawaban petugas tersebut. 

Menyambangi dan bersilahturahmi ke dua rumah mitra dan mengenal dua sosok sederhana sebut saja Bapak Okto dan Ibu Maret. Keduanya menunjukkan keramahan khas masyarakat pedesaan. Memberikan motivasi luar biasa dalam optimisme dan semangat perkataan yang sederhana. “ Jaminan saya sudah jadi atau belum mas pengurusannya di instansi terkait.  Sebenarnya uangnya sudah tersedia, cuma sambil menunggu penyelesaian Jaminan. Uang  saya gunakan untuk kulakan Mentor( biji jambu mente ). Nanti jika jaminan sudah selesai saya mohon segera di beritahu agar bisa menyelesaikan kewajiban pinjaman secepatnya.” Kata bapak Okto di rumahnya yang memiliki usaha toko pracangan. “ Insya allah bulan depan saya titip angsuran pokok pinjaman mas, Bapakipun saget kirim katah saking pendamelanipun teng Kalimantan, Kendaraane sampun kulo sade teng tanggi damel biaya berobat tole tapi kulo tetep tanggung jawab nyelesaikne utangipun. Jenengan pun kawatir, kredit kulo insya allah saget kulo selesaikne.” Tutur Ibu Maret meyakinkan dengan pernyataan tulus dan serius.

Tidak ada keluh kesah tentang musibah yang seringkali di dramatisir untuk mendapatkan pemakluman. Mereka hanya berfikir supaya tetap berusaha dan berkarya mencari cara untuk meningkatkan usaha dan  perekonomiannya. Mereka secara tegas memberi batas yang jelas bahwa hutang adalah kewajiban yang harus segera di selesaikan sementara musibah adalah ujian yang harus di hadapi dengan ketabahan dan kesabaran. Tidak seperti halnya analisa secara makro bahwa pemulihan kredit pasca bencana membutuhkan upaya yang lama. Plan A, Plan B, Plan C, meluncurkan paket kebijakan dan peraturan untuk menanggulangi dampak kredit yang di asumsikan akan bermasalah. Secara mikro saya  melihat sendiri mereka yang secara langsung terimbas kuat masih tetap tegar meski dampak secara ekonomi terasa berat. Karakter mereka berbicara lain bahwa selayaknya kewajiban hutang menjadi prioritas utama untuk di selesaikan. Itulah sumber inspirasi tentang kuat dan tegarnya mitra-mitra kami dalam menghadapi musibah. Berfikir positif dan tidak meng Kambing hitam kan keadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PILIH JALANMU SENDIRI UNTUK MENGGAPAI PUNCAK GUNUNG TELOMOYO

Banyak alternatif sarana untuk melakukan perjalanan. Mungkin kamu mempercayakan pada kedua roda motormu, Kokohnya empat roda mo...