JALAN TERJAL YANG LIAR
DAN MENAKJUBKAN
(JELAJAH MEDAN LEMBAH
BUKIT PANTAI SELATAN WATULIMO TRENGGALEK )
Malam ini, bulan sabit memimpin ribuan bintang menguasai cakrawala. Tampak
sempurna tanpa sedikitpun tirai awan. Sepintas kupandang saat melibas pekat
jalanan dengan dua roda motor kesayangan. Kuarahkan perjalananku kali ini ke
perbukitan karst selatan tepatnya di kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek. Malam
minggu ini seperti halnya ratusan malam minggu yang pernah kulalui. Meliarkan
diri bersama alam dalam kesederhaaan dan keterbatasan.
Salim dan salam khas, kibaran
spanduk dan bendera-bendera organisasi, dentuman music reagee, atribut-atribut
alam bebas dalam pesta malam minggu di depan balai desa Slawe Kecamatan Watulimo
kabupaten Trenggalek. Para penggiat alam bebas dan pecinta alam dari berbagai
Organisasi dan individu berkumpul untuk mengikuti event Jelajah Lembah Bukit
Pantai Selatan yang di adakan Organisasi Pecinta Alam NIPONK.
BERIRINGAN |
LELAH |
Akupun berkawan dengan mereka dari
yang masih belia sampai mereka yang lanjut usia. Para sahabat yang terkadang di
lecehkan sebagai manusia yang nakal,
urakan, dan bengal. Mereka yang hanya menilai dari penampilan semata, tanpa
menyelami dunianya. Dunia yang mengajarkan kekuatan, ketabahan dan kesabaran.
“Maaf “, untuk mereka yang senang memandang kami sebelah mata. Kami bangga
menjadi petualang karena sebagaian dari kami telah menjadi pemimpin yang baik
di negeri ini dan sebagian besar dari kami adalah calon-calon leader untuk
Indonesia di masa depan.
Tanpa sleeping bag, aku meringkuk
di halaman rumah penduduk. Sementara
para sahabat masih asyik berdiskusi tentang apa saja. Tidur melepaskan
penat dengan cara yang berbeda dan tak biasa. Merasakan sedikit kebahagiaan
untuk mereka yang setiap hari terpejam
di jalanan. Waktupun cepat berjalan.
Adzan subuh membangunkan perlahan, mengawali kesegaran di pagi yang bersahabat
ini. Delapan ratus lima puluh peserta terdaftar dalam event lintas alam, baik
perorangan maupun beregu. Wajar kalau kegiatan kali ini pesertanya membludak karena
beberapa bulan tidak ada sama sekali event lintas alam .
TIADA TALI BLARAKPUN JADI |
SUNGAI SEBELUM AIR TERJUN |
Waktu menunjukkan pukul 07.30
WIB, start pemberangkatan di lakukan bertahap oleh muspika Kecamatan Watulimo.
Menempuh jarak sekitar 20 KM dengan medan perbukitan pantai selatan para
peserta akan disuguhkan medan terjal, jurang yang dalam dan kelebatan vegetasi
bukit-bukit pantai selatan trenggalek. Terbagi dalam tiga pos dengan jarak antar pos cukup jauh. Melihat medan
jalur yang di dominasi hutan dan perbukitan tentunya perjalanan kali ini akan
menguras tenaga.
Jalur track yang sempit akan di
lalui oleh ratusan orang di waktu hampir bersamaan, tentunya membutuhkan
kesabaran untuk mengantri. Melewatinya dengan perlahan karena sepanjang rute di
dominasi tanjakan. Keterbatasan tali pengaman tidak menghambat para peserta
untuk saling membantu .Tiada tali blarak
( pelepah kelapa ) pun jadi, untuk menarik rekan-rekan yang ada di bawahnya.
Keselamatan dalam berpetualang menjadi prioritas utama bukan hanya soal
kecepatan dan siapa yang paling kuat tanpa memperdulikan keselamatan diri dan
rekan. Jalur menuju pos 1 di dominasi ladang buah salak yang berada di
perbukitan. Hamparan tanaman salak hampir memenuhi semua lereng-lereng
perbukitan Watulimo. Tidak hanya tanaman buah salak, Pohon-pohon buah lainnya
seperti Durian, kelengkeng, manggis, sirsat betebaran di ladang-ladang
penduduk. Ketika musim buah hasil tanaman
tersebut akan tersaji di warung-warung yang ada di sepanjang jalan utama
menuju pantai Prigi dan Pasir Putih. Berada di atas perbukitan hamparan hijau terbentang
dalam lembah dan bukit, tidak seperti daerah karst lainnya di sepanjang pantai
selatan Jawa yang cenderung gersang. Memandang kearah selatan birunya lautan
seakan tak berujung dan menyatu dengan langit di kejauhan. Lanscape menawan menceritakan keindahan di sisi lain selatan Pulau Jawa.
KOMUNITAS |
SALING MENOLONG |
Terik matahari terhalang
kelebatan vegetasi hutan. Pohon-pohon tinggi teduh menaungi, bukit dan lembah
teriris kelokan-kelokan sungai dengan mata air yang jernih. Batu-batu besar
memperangkap air menjadikannya kolam yang bening menyuguhkan kesegaran air
bersih. Suara serangga memberikan irama
dinamis dan mistis tentang misteri belantara. Ribuan tahun yang lalu kenapa
manusia-manusia purba memilih mendiami sisi selatan Pulau Jawa karena di daerah
tersebut menyajikan sumberdaya alam yang
melimpah untuk bertahan hidup. Baik tempat untuk berlindung berupa
goa-goa alam maupun makanan.
Enam jam menyusuri
setapak,mendaki dan menuruni jalur curam membuat tubuh terasa letih. Beberapa
kali beristirahat melemaskan kaki yang kaku mendekati kram. Rasa puas akan
tantangan dalam perjalanan kali ini membuat diri tak cepat mengeluh. Melewati
air terjun alami yang masyarakat sekitar menamakannya dengan Curug Nanas. Debit
airnya tidak begitu deras karena saat ini merupakan musim kemarau. Membayangkan
jika musim penghujan betapa indah menyaksikan air bening meluncur dari 50 meter
di ketinggian tebing. Akses menuju lokasi air terjun masih alami dan sulit di jangkau sehingga
jarang di kunjungi.
Tenaga habis sampai Pos II, waktu
menunjukkan pukul setengah dua. Berada di perkampungan penduduk yang cukup
terpencil perjalanan ini saya sudahi. Terasa nikmat dan damai beristirahat di
bawah naungan rapatnya dedaunan, Keramahan masyarakat yang menyuguhkan minuman
terbaik dari dapur rumahnya yang sederhana. Jahe hangat pedas dan manis dalam
baskom plastic. Panas tubuh karena letupan energy yang mengalir cepat seketika menjadi
dingin ketika tenggorokan dan lambung di siram air hangat. Memberikan kesejukan
di badan meski berpeluh keringat. Memang tidak tuntas perjalanan kali ini
tetapi gambaran medan lembah bukit pantai selatan Watulimo Trenggalek benar-benar
menawan. Kearifal local masyarakat yang peduli menjaga hutan, Pohon-pohon besar
terasa tidak asing menghiasi perkampungan penduduk sekitar. Memberikan
keberkahan dalam hidup yang biasa dan sederhana.
Di jemput salah satu sahabat
kembali ke titik awal start perjalanan. Akses lokasi terpencil sekarang mudah di jangkau, semua jalan
beraspal. Menaiki motor saja sudah terasa ekstrem, kelokan tajam,
tanjakan-tanjakan berat mengisi akses jalur transportasi di perbukitan pantai
selatan. Terima- kasih OPA NIPONK telah memberikan sensasi petualangan yang
berbeda di perbukitan Karst pantai selatan Jawa. “ Jalan terjal yang liar dan
menakjubkan dalam jelajah lembah bukit pantai selatan Watulimo Trenggalek “………TOP
Mas, saya baru baca blog ini.
BalasHapusTerimakasih sudah mengapresiasi acara NIPONK Lomba Jelajah Alam - Lembah Bukit Pantai Selatan yang ke VI.
Saya harap di acara NIPONK LJA LBPS yang ke VII tahun 2016 ini, mas nya bisa hadir. Saya tunggu kehadirannya.
Salam Lestari !!