Catatan Pertama : Ekspedisi Perbukitan Walikukun 2020 Sabawana Mahacita Indonesia
Bagi yang sering mendaki Gunung Budeg tentu tak asing lagi dengan tebing
Watu Selendang. Watu Selendang menjadi salah satu rute terekstrim dari
jalur pendakian Gunung Budeg karena jalur lintasannya berada diantara
tebing setinggi kurang lebih 10 meter dan di sebelahnya jurang yang
cukup dalam. Bagi yang sudah sering mendaki mungkin sudah menjadi hal
yang biasa namun bagi yang pertama cukup membuat ciut nyali, deg deg
ser, mendebarkan dan tentunya menegangkan.
Beberapa kali mendaki Gunung Budeg saat melintasi Tebing watu
Selendang ada sesuatu yang khas bagi saya atau
mungkin juga bagi sebagian teman pendaki lain. Aroma harum cendana
terkadang halus terserap indera penciuman yang membuat
bulu kuduk berdiri jika mendaki di malam hari. Tidak hanya di malam hari
pernah juga di siang hari tercium aroma wangi cendana ketika melintas
di Watu Selendang. Begitu pula di lokasi camp pada puncak Gunung Budeg
dari asap asap perapian juga terkadang tercium wangi aroma Cendana.
Menurut
tutur dan cerita warga lereng Gunung Budeg tentang Pohon Cendana.
Dahulu ketika pasca reformasi banyak pemburu kayu cendana di Gunung
Budeg. Maraknya perburuan kayu tersebut karena nilai ekonomis pohon
cendana sangat tinggi. Para pemburu kayu cendana saat itu di dominasi
warga luar daerah. Cerita mistis pun turut menyertai ketika perburuan
sudah keterlaluan hingga beberapa warga lokal dirasuki makhluk halus
yang konon menyatakan sebagai Danyang penghuni Gunung Budeg. Makhluk
astral itu pun menyampaikan ultimatum untuk menghentikan perburuan kayu
Cendana karena telah merusak tatanan dan lingkungan rumah mereka.
Apabila tidak segera dihentikan ancaman pun ditebarkan dengan
mengerahkan seluruh bala pasukan kasat mata dengan segenap kekuatan
bongso lelembut, bongso alus untuk meruntuhkan tebing tebing Gunung
Budeg. Rasanya ngilu dan ngeri jika batu batu besar itu runtuh dan
luluh. Tebaran Ultimatum tersebut segera disikapi dan direspon warga
dengan memberikan larangan untuk merambah pohon cendana di Gunung Budeg.
Cerita ini cukup menarik sebagai bagian dari kearifan lokal yang di
kemas dalam tutur cerita Guna melestarikan lingkungan disekitar Gunung
Budeg
Tidak kalah seru cerita mistis di seputar Watu Selendang dari penuturan
sahabat mbolang. Suatu ketika mendaki Gunung Budeg dimalam hari dan
kebetulan tepat di bulan purnama saat tiba di tebing Watu selendang
sekitar jam 01.00 WIB. Ada kejadian mistis dan fenomena keganjilan di
luar nalar. Beberapa meter di jalur lintasan pada salah satu sisi tebing
terlihat jelas sosok tangan besar melambai lambai keluar dari batu
tebing namun sekejap kemudian lenyap. Menurutnya begitu jelas karena
cahaya bulan cukup menerangi. Kejadian ini pun juga disaksikan oleh
rekan mendakinya. Keduanya tercekat sejenak kemudian melanjutkan
perjalannya dengan diam seribu bahasa. Baru ditempat yang dirasa nyaman
mereka saling bercerita. Disetiap perjalanan harus berhati hati menjaga
adap dan selalu berdoa berserah diri kepada Tuhan yang Maha Esa
Tentang pohon cendana mengutip halaman wikipedia
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil
kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai
rempah-rempah, bahan dupa, aromaterapi, campuran parfum, serta sangkur
keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama
berabad-abad.Masih di halaman wikipedia Kenyataan menunjukkan bahwa
banyak pohon cendana yang tumbuh baik di
atas tanah dangkal yang berbatu-batu. Hasil kayu yang terbaik diperoleh
dari pohon cendana yang tumbuh di hutan-hutan terbuka pada tanah kurang
subur dan berbatu. Pada tanah Hat (loam) yang subur, pohon cendana
tumbuh baik dan cepat menjadi besar, tetapi kandungan minyaknya sangat
rendah dan kualitasnya juga kurang baik. Pohon cendana tidak mempunyai
toleransi terhadap tanah-tanah yang mengandung garam dan kapur yang
tinggi, akan tetapi dapat toleran terhadap tanah yang mengandung
natrium.
Hipotesa yang bisa
saya saya sampaikan dari kesaksian, cerita dan referensi bahwa Pohon
cendana merupakan salah satu vegetasi yang menghuni Gunung budeg dan
telah ada berabad abad lalu. Kemungkinan ditanam dan menjadi komoditi
penting
dan merupakan bagian dari ritual keagamaan
merujuk pada
banyaknya peninggalan sisa sejarah masa silam di seputar lereng Gunung
Budeg.
Pohon Cendana dapat tumbuh dengan baik sebagaimana kondisi tanah di
Gunung Budeg. Dilereng lereng atas seputar Watu Selendang sampai dengan
Puncak kemungkinan masih ada vegetasi ataupun sisa sisa dari Pohon
Cendana.
Tugas kita bersama untuk menjaga
dan melindungi kelestariannya supaya tidak di rusak oleh tangan usil dan
jahil manusia. Penting Juga memberi wawasan dan edukasi bagi pendaki
untuk turut serta melestarikannya.
Basecamp Kura Kura Sabawana mahacita Indonesia 30 Juli 2020 - 15.04 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar