catatan kesepuluh : ekspedisi Perbukitan Walikukun 2020 Sabawana Mahacita Indonesia
Pada
hari minggu tanggal 23 agustus 2020 kami bersilaturahmi ke rumah
sahabat di Desa Gamping Kecamatan Campurdarat. Masih dalam rangkaian
Ekspedisi Perbukitan Walikukun 2020. Sabawana Mahacita Indonesia
mengirimkan donasi beberapa bibit tanaman buah untuk ditanam dan
dirawat oleh Pokdarwis Wajakensis Jati Purbo. Kiprah Pokdarwis
Wajakensis Jati Purbo ini tidak perlu diragukan lagi dalam rangka
menjaga kelestarian flora dan fauna di Desa Gamping. Rencananya di Bulan
September 2020 mereka akan melakukan penghijauan di Perbukitan Desa
Gamping. Salah satu aksi nyata gerak pokdarwis untuk memajukan
pariwisata di desanya adalah dengan mengadakan bentang bendera raksasa
di Tebing Gamping.
Pada
kesempatan ini saya juga mencoba mengidentifikasi tumbuhan di seputar
belakang pekarangan rumah kawan mas eko Djebreng Togoe. Tentunya juga
sambil mencari bibit tanaman liar untuk bisa dikembangkan di Basecamp
Sabawana mahacita Indonesia. Di sepetak lahan dalam luas 500 meter
persegi yang merupakan lereng bawah Bukit Gamping dan menjadi bagian
deretan Perbukitan Walikukun. kami mengidentifikasi beberapa tumbuhan
Liar yang merupakan vegetasi Perbukitan Walikukun. Di Lereng bukit
Gamping mayoritas didominasi vegetasi Pohon Jati yang tumbuh subur dan
berkembang dengan baik.
Beberapa tanaman yang bisa kami identifikasi di Lereng Bukit Gamping. Pohon Rukem
(Flacourtia rukam) adalah spesies pohon
berbuah yang biasanya bengkok berbonggol-bonggol, batangnya berduri,
tinggi hingga 15 meter, kayunya sangat keras, digunakan sebagai antan
dan galah pedati, buahnya pahit dan rasanya sepat. Buahnya dapat dimakan
segar atau diolah menjadi selai. Tumbuhan ini juga memiliki khasiat
pengobatan. Tumbuhan ini kurang populer yang mulai langka keberadaannya
karena jarang ditanam dan dibudidayakan.
Pohon Salam Koja (Kare)
(Murraya koenigii syn. Chalcas koenigi)
pohon ini banyak ditemui area Situs Wajakensis I namun di perbukitan
Walikukun sisi lainnya selama penelurusan ekspedisi ini baik dari sisi
timur, barat dan selatan kami tidak menjumpai pohon ini.
bentuk daun ini agak sama dengan daun salam, cuma ukurannya lebih kecil
dan baunya lebih tajam dari daun salam. Bunga dari tumbuhan ini berbau
harum dengan buah berbentuk bulir berwarna ungu. Daun tanaman ini dapat
di manfaatkan sebagai Bumbu Masakan dan termasuk kategori tanaman
rempah.
Pohon Lilin berdasarkan informasi
dan keterangan oleh penduduk sekitar pohon tersebut disebut pohon Lilin.
termasuk semak perdu, tekstur di kedua sisinya halus. Pohon lilin
inijuga artistik jika di gunakan sebagai tanaman hias (bonsai). Pohon
Serut
(Streblus asper) Pohon serut berukuran sedang dengan tinggai antara 4-15
meter. Kulit
batang putih keabu-abuan. Daun serut berbentuk bulat telur, lonjong,
dengan panjang antara 4 – 12 cm. Berwarna hijau dengan permukaan daun
kasar. Tanaman ini banyak di Buru sebagai Bonsai. Tanaman di Bukit
Gamping ini mayoritas dapat dijadikan Bonsai karena harus beradaptasi di
lingkungan karst. Dimusim kemarau seperti ini tanah menjadi kering dan
keras serta kurang 1 meter di bawah sudah terdapat bebatuan kapur.
Tumbuhan harus bisa beradaptasi pada lingkungan yang ekstrem seperti
ini.
Pohon Secang atau sepang (Caesalpinia sappan
) adalah tanaman perdu anggota suku polong-polongan (Fabaceae) yang
dimanfaatkan (kulit kayu) dan kayunya sebagai komoditas perdagangan
rempah rempah. Tinggi pohon 4-10 meter. Batang dengan tonjolan-tonjolan
serupa gigir, dengan banyak duri, pepagannya berwarna cokelat
keabu-abuan. Ranting-ranting biasanya dengan duri-duri yang melengkung
ke bawah; jarang tak berduri. Ranting muda dan kuncup berambut halus
kecokelatan.
Dari pengenalan pohon-pohon di dilereng Perbukitan Gamping ini bahwa
terdapat jenis jenis pohon yang bermanfaat bagi kehidupan manusia tidak
hanya untuk kayunya namun juga beberapa jenis teridentifikasi sebagai
tanaman rempah bahkan juga mayoritas bisa di gunakan sebagai tanaman
hias ( Bonsai). Kelestarian vegetasi (flora) di Perbukitan Gamping ini
harus tetap kita jaga bersama sama.
Basecamp Kura Kura Sabawana mahacita Indonesia 26 Agustus 2020. 04.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar