Kepak
elang yang terbang rendah di antara pohon jati benar-benar mengagetkan Evan,
anakku yang kedua. Senandung riang naik-naik kepuncak gunung seketika langsung
terhenti. Raut muka takut terpancar di wajahnya, dia pun berlari ke arah saya meminta
untuk di gendong. Kakaknya hanya tertawa sambil terus menggoda. Ini adalah
perjalanan yang pertama baginya, mendaki gunung. membuktikan seperti apa yang
sering di ceritakan, tentang serunya berpetualang. Melihat Elang yang terbang
di alam bebas mungkin terasa menakutkan. Tidak seperti melihat Elang di kebun binatang
atau menonton tayangan satwa di channel National geographic.
Hari
itu kami sekeluarga menjalani aktivitas refresing dengan mendaki gunung. Merealisasikan
rencana, untuk merayakan ulang tahun Evan yang keempat. Tadabur alam. Saya mengajak tiga rekan sesama pendaki yang sering
bergabung dalam satu team mendaki
gunung. Kombinasi antara yang terbiasa dan tak biasa, perpaduan antara yang
kuat dan lemah.
Tujuannya
adalah sama, Puncak Klop Gunung Klotok, Dataran tertinggi di Kota Kediri. Dalam
team ini pasti ada cara pandang berbeda untuk anggotanya tentang mencapai
tujuan. Ada yang memandang sulit dan ada yang menganggap sebelah mata karena
terlalu mudah. Bagi rekan-rekan saya, dalam hitungan menit dengan bekal minimpun
mampu dengan mudah sampai ke atas. Tapi untuk anak saya, mendaki tanpa di
pandu dan di motivasi tidak mungkin bisa terealisasi. Inilah team, saling
bahu-membahu untuk merealisasikan tujuan. Mengesampingkan misi pribadi,
pencapaian pribadi. Misinya adalah sukses bersama-sama.
Salah
satu rekan terus memotivasi anak saya agar bisa mendaki sendiri, Segenap cara dilakukan untuk menumbuhkan semangat. Menikmati perjalanan dengan canda dan tawa,
santai tapi pasti tujuan bisa di capai. Mengajarkan teknik dan taktik. Memang
seperti itu mendaki gunung, harus berani terjatuh dan sering terpeleset. Lalu
berdiri selanjutnya mendaki kembali. Tidak soal meski harus sering istirahat bermandikan keringat.
Saat letih mendera beristirahat duduk menghadap ke bawah menikmati pencapaian. Melihat dengan bebas, melepaskan pandangan
jauh ke depan. Itu ada rumah-rumah yang terlihat mengecil, barisan
gunung-gunung, awan putih dan hijaunya dedaunan.
Mengajarkan
menjadi leader untuk jalan di depan, mengenalkan tumbuh-tumbuhan, hewan-hewan
yang di temui. Dengan bahasa sederhana dan mudah di mengerti. Setapak-demi
setapak akhirnya sampai juga ke puncak. Membayangkan tentu jauh berbeda dengan
melakukan. Semula terasa sulit. “ haaaa, nanti berjalan sampai kesana, sambil
menunjuk Puncak Klop yang terasa tinggi dari Goa Selomangkleng. Kini kaki telah
menjejakkan di samping tugu triagulasi Puncak Klop. Pencapaian harus di
apresiasi, Di kesejukan Puncak Klop, hadiah makan bersama dengan menu kesukaan
mereka. Menikmati sukses bersama.
Setiap
tujuan, apapun yang ingin di capai suatu team. Jika semua kompak saling bekerja
sama dan bahu membahu tentu setiap tujuan akan mudah dicapai. Termasuk dalam
mencapai tujuan dari pekerjaan kita. Ketimpangan kemampuan harus di perpendek
jaraknya. Tidak lagi, beberapa melesat
jauh di depan sementara yang lain meleset jauh tertinggal. Jalan bersama-sama, menyesuaikan
diri dan beradaptasi. Saling mensupport dan memotivasi. Mampu menjadi pionir. Bagi
mereka yang kuat memberi jalan yang lemah. Menikmati proses mencapai tujuan,
menjalaninya dengan gembira. Tidak ada ambisi untuk saling mendahului.
Setiap
individu unik dengan ciri khasnya masing-masing dan dianugerahi kemampuan yang
berbeda. Perbedaan itu menjadikan satu team sempurna jika semua saling
melengkapi. Mengarahkan untuk focus mencapai tujuan yang sama. Hingga semua
bisa merasakan sukses bersama.
………………………………………………………………………..
Merasakan
letih bertualang di ketinggian, betapa bersemangat mereka bermain riang di puncak gunung. Berlarian merentangkan tangan. meriru gerakan terbang elang. Bombardir pertanyaan dari Evan tentang hal baru yang di temuinya. Kenapa elang terbang dengan anggun tanpa ada kepakan sayap jauh melesat di ketinggian sementara burung merpati di rumahnya selalu riuh jika beterbangan. Saya terdiam sejenak