MENIKMATI RASA LELAH
Hari sabtu dan minggu jika tidak
ada acara event petualangan waktunya menuruti keinginan anak. Peribahasa
menuturkan bahwa “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Mereka juga menyukai alam
bebas, belajar mengenal lingkungan dengan cara sederhana . Trip favorite adalah mencari
ikan di sungai, memancing, memperangkap dengan bubu sederhana yang di buat dari
botol minuman dan bermain-main air di parit sawah yang luas di dekat rumah.
Di siang itu sambil mengawasi
anak-anakku yang sedang asik bermain. Matahari begitu terik, sinarnya maksimal
pancarkan panas ke muka bumi ini tanpa penghalang awan dan angin. Si sulung
dengan seriusnya menarik-narik joran
pancing yang mata kailnya sedang tersangkut di akar pohon sementara yang bungsu
mengumpulkan dengan cermat remis dan kerang yang menempel di saluran irigasi
sambil merendamkan tubuh mungilnya di air yang mengalir jernih dan tenang itu. Aku duduk
di bawah pohon beringin, satu-satunya pohon
besar yang mampu menaungi tubuh dari
sengatan matahari. Beberapa orang juga
sedang berteduh. Ada pencari rumput, buruh tani dan pengembala ternak. Mereka
beristirahat dari lelah, setengah hari bergelut dengan pekerjaan. Mereka
menikmati lelah raga dengan tidur yang nyenyak, makan yang bersemangat dan
menghisap rokok linting dengan nikmat. Sedikit obrolan ringan tentang tanaman
padi yang tidak terimbas oleh material vulkanik dari semburan letusan gunung berapi
dua minggu lalu. Tentang sungai kecil di
depanku yang sebentar lagi akan penuh dengan material pasir dan batu. Obrolan
tentang kesuburan dan keberkahan. Percakapan Optimis dan bersemangat meski
kenyataan hidup yang mereka hadapi teramat pahit. Tiada keluh kesah dan fikiran
negative tentang apa yang sedang di berikan tuhan kepada mereka. Mereka yang
begitu menikmati dan mensyukuri nikmat
lelah bekerja.
Rasa lelah yang diakibadkan dari
pertarungan dengan pekerjaan ada dua macam yaitu lelah raga dan lelah jiwa.
Para petani, pengembala ternak dan pencari rumput menggunakan sembilan puluh
persen tenaga raga untuk bekerja. Sementara di sisi lain ada orang yang
menggunakan sembilan puluh persen tenaga jiwa untuk bekerja. Selama manusia
masih bernafas, jiwa dan raga merupakan satu kesatuan yang terikat satu dengan
lainnya dan keduanya saling mendukung. Mereka
pulihkan energi dari lelah raga dengan menikmati suasana yang teduh sambil
berbaring, tidur singkat berkualitas, menikmati makan dan menggugah selera
dengan merokok. Beristirahat singkat
tetapi bisa merefresh diri untuk kemudian bekerja lagi. Hal ini di dukung dengan jiwa yang selalu
bersyukur, berfikir positif dan optimis. Bagi mereka yang menggunakan tenaga
jiwanya untuk berfikir, mencari solusi, mengambil keputusan, tentu akan
mengalami rasa lelah dan akan selalu mencari cara bagaimana bisa menikmati rasa
lelah itu. Tanpa di sadari segala keluhan, fikiran negative dan rasa pesimis
yang kita lontarkan justru menjadi tambahan beban lelah jiwa. Itulah yang membuat energy semakin terkuras
dan kita cepat bosan dan malas dalam bekerja.
Banyak cara untuk merefresh
energy jiwa kita agar cepat pulih. Kalau saya berpendapat ada dua kesempatan untuk memulihkan lelah jiwa
akibad tekanan pekerjaan yaitu dengan menggunakan
kesempatan yang singkat di sela kesibukan
bekerja atau menggunakan kesempatan yang
lama di saat hari libur dan cuti. Menikmati
rasa lelah dengan waktu yang singkat misalnya dengan menulis setengah jam di
sela-sela kesibukan bekerja tentang berbagai hal yang membuat kita bergembira,
ngobrol berbagai hal dengan rekan di sela makan siang Atau menikmati rasa lelah
dengan waktu yang lama di hari libur dengan menyalurkan hobby, mengajak
anak-anak bermain atau berpetualang mencari sesuatu yang berbeda.
Dibawah pohon beringin itu kami menikmati
rasa lelah dengan menggunakan kesempatan yang berbeda. mereka dengan kesempatan
yang singkat dan saya dalam kesempatan yang lama dan cara itulah yang membuat
kami bersemangat untuk melanjutkan pertarungan bekerja. Rasa bugar bagi mereka
untuk setengah hari kemudian dan rasa segar bagiku untuk melewati hari senin sampai jumat. Banyak yang berpendapat bahwa hari senin
adalah hari yang paling berat di mana beban volume kerja menumpuk. Tetapi
secara umum bahwa sehari ada satu jam waktu istirahat, seminggu kita di
beri kesempatan libur satu sampai dua hari, setahun di berikan hak
cuti yang jumlahnya 12 hari. Waktu yang cukup untuk bisa menikmati rasa lelah.
Menggunakan waktu yang singkat dengan penuh kualitas untuk menikmati rasa lelah
bukannya menambah jumlah hari libur ( kwantitas ) yang tidak dimanfaatkan untuk menikmati rasa lelah.
……………………………………………………………………………………………………………………..
Anak-anakku begitu bergembira menikmati liburnya banyak hal yang di
pelajari dari guru alamnya. Si kecil sudah betul menjawab ketika telunjuk
menunjuk arah ke gunung di sebelah barat, “ itu gunung wilis “ di sebelah timur
“ itu gunung Kawi, Gunung Kelud dan Gunung Anjasmoro.” Tetapi aku tidak bisa
menjawab dengan benar ketika anakku bertanya. “ Ayah, kapan aku di ajak mendaki
gunung ?? Ya, Nanti kalau sudah kuat
gendong tas ransel dan kakinya dah cukup untuk memakai sepatu
ayah!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!