PARA PERINTIS ( PIONEER
) PEMBERI JALAN ( AKSES )
Membalas pengorbanan orang tua ibarat meneteskan air di lautan. dalam
bentuk apapun nilai kebaikannya tiada
tergantikan oleh materi. Segala daya
upaya yang dilakukan tiada mengharapkan imbalan dan pujian. Ikhlas dan kasih sayang yang sebenarnya.
Semenjak kita di lahirkan saat membuka mata, merangkak, dan berdiri, orang tua
berupaya memperjuangkan akses yang seluas-luasnya. mencarikan jalan,
mencontohkan, menunjukkan, mengajarkan dan membimbing generasi yang di idamkan.
Memberikan makanan pagi, siang dan sore yang terbaik bukan termahal. Mengajarkan keserhanaan bukan
kemewahan. Setiap pagi tahu, tempe, telur dan sayur mayor terhidang, memberikan
energy yang menguatkan otak sebagai modal belajar di sekolah. Tidak perlu di
pungkiri bahwa energy dari tahu dan tempe telah banyak mengantar orang
mewujudkan cita-citanya menjadi polisi, tentara, pilot, dokter dan
direktur. Terkadang kita memprotesnya atas menu yang sama di meja makan setiap hari. Ketika jari-jari
ini mengetikkan kata dalam keyboard laptop seringkali teringat bagaimana kedua
orang tua memberi jalan untuk mengenal dan memahami teknologi computer. Membelikan computer dengan susah payah. Mengangsurnya bulan demi bulan berharap sang
anak menemukan jalan masa depannya dari tidak bisa ke bisa. (
kuliah semester 3 sama sekali belum begitu paham apa itu Ms Word, Ms Excell dan
fitur-fitur lainnnya.)
Orang tua selalu berfikir jauh ke
depan, mewariskan pendidikan jauh lebih baik daripada mewariskan harta benda. Jika
orang tua berpendidikan rendah mereka
selalu berusaha mewujudkan agar anak-anak sekolah lebih tinggi darinya.
Mengorbankan harta benda untuk sebuah jalan buat anak-anaknya menggapai impian.
Mereka adalah para perintis ( Pioneer ) yang mengawali dan pemberi jalan atas setiap
apa yang kita miliki saat ini. Merintis dan melukis jiwa kita dengan
mengenalkan pada spiritualitas, ilmu pengetahuan dan realitas hidup. Para pioneer adalah pahlawan sejati.
Seperti halnya para pejuang kemerdekaan, para guru, para penyelamat lingkungan yang
mengabdi bukan untuk mendapatkan tetapi hanya untuk memberi. Memberikan akses kehidupan yang lebih baik untuk generasi
berikutnya. Pembangun jembatan untuk
menghubungkan ketergantungan kepada kemandirian.
Terkadang sedikit saja masalah
kita mudah saja melupakan kebaikan yang telah di berikan bertahun-tahun hingga
memutuskan tali silahturahmi. Air susu dibalas air tuba itu bagi mereka dan
Nila setitik merusak susu sebelanga itu bagi kita. Sungguh tragis seperti nasib sebagaian veteran
yang di lupakan, nasib sebagian guru-guru pioneer yang mengabdi tanpa gaji, dan
sebagian penyelamat lingkungan yang masih didera ancaman.
Waktu terus berganti silih
berganti dulu menjadi seorang anak
sekarang menjadi orang tua, dan kelak
menjadi kakek - nenek. Sebuah peran yang sempurna bagi kita jika bisa melewati tahapan kehidupan dengan
aksi yang baik. Jika itu bergelombang harus kita ratakan, jika itu adalah
lobang harus kita tutupi, jika itu rintangan harus kita singkirkan. Menjadi perintis
(pioneer) terhebat bagi anak-anak
kita.
Di pagi ini langit mendung dan gerimis
membasahi tanah sejak semalam. Sambil makan pagi sebelum sekolah Evan ( anak
keduaku ) bersenandung lirih seperti
yang di ajarkan guru paudnya tentang tulusnya pengabdian seorang perintis “ Kasih ibu kepada beta, tak telhingga
sepanjang masa, hanya membeli tak halap kembali, bagaikan sulya menyinali
dunia, “……………… hufffffff …….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar