KALAJENGKING HITAM YANG MENCONTOHKAN
Sore itu aku tercekat, terdiam
berdiri di salah satu sisi jalan dalam
naungan cakrawala yang temaram. Mendung
menumpahkan air hujan tiada henti seharian. Drama kehidupan dua menit begitu
jelas ditunjukan, atas kuasa kepada mahluk ciptaanNya. Disalah satu sisi jalan di
mana aku berdiri yang tanahnya tergenang
air hujan. Aku melihat seekor Kalajengking
hitam sedang berusaha bertahan hidup. Keputusan hijrah yang sulit dan penuh
bahaya. Menyeberang ke salah satu sisi jalan
di mana lokasinya cukup tinggi dan tidak tergenang. Tempat
tinggal yang nyaman bagi kelajengking untuk meretas hidup yang lebih baik . Dua
sisi jalan berbeda itu di pisahkan jalan raya selebar 10 meter. Saat itu lalu
lintas luar biasa padat karena seratus meter sebelumnya ada palang pintu perlintasan
kereta api yang baru terbuka. Berlalu, melesat cepat kereta api express dari
Jakarta menuju Malang.
Satu meter pertama menyebarang
dengan konsisten, meter kedua, ketiga dan seterusnya hingga mencapai bibir
aspal menuju rerumputan di sisi seberang jalan lainnya. “Subhannalloh “ berkali-kali roda motor dan mobil berjarak 1centimeter
dari sisi depan dan belakang tubuh Kalajengking Hitam tersebut. Ratusan
kendaraan yang melewati jalan itu tiada satupun yang menyentuh tubuhnya. Tiada
satupun roda yang meremukan tubuh mungilnya. Kuasa tuhan akan semua mahluk
ciptaanNya, tidak luput juga bagi Kalajengking Hitam yang berani mempertaruhkan
hidup di sore tu. Berjalan dengan naluri akan tempat yang lebih baik tanpa mempedulikan
apa yang akan terjadi. Tuhanpun menjawab dalam bentuk keselamatan dan jalan
yang mudah.
Aku teruskan langkah kaki
perlahan dalam diam. Merenungi kejadian barusan bahwa selayaknya kita patut untuk
selalu bersyukur. Setiap hari Tuhan telah meloloskan hidup ini dari setiap mara
bahaya. Betapa rapuh dan lemahnya hidup ini. Seandainya Tuhan berkehendak,
sedikit saja salah satu roda kendaraan di gerakkan 1 centimeter saja maka
hancurlah tubuh Kalajengking Hitam itu. Jutaan keselamatan mengiringi kehidupan
ini, ketika berangkat atau pulang
bekerja naik kendaraan. Di depan, di
belakang di samping kanan dan kiri kita sedikit saja Tuhan memberikan
kealpaan dan mencabut kesadaran salah
satu pengendara maka apa yang akan terjadi?. Teramat mudah kita di hancurkan,
begitu cepat kita di remukkan. Rasa syukur atas kehidupan yang senangtiasa di
anugerahi keselamatan sudah selayaknya di wujudkan dalam bentuk perbuatan.
Mengisi setiap hari dengan kebenaran dan selalu bersemangat untuk meraih
kebaikan.
Kalajengking Hitam telah
mencontohkan bahwa hijrah tidaklah mudah. Hambatan, godaan, ujian dan tantangan
akan menyertai setiap hijrah kehidupan. Kalajengking Hitam yang hanya berharap
hidup lebih baik. Bersemangat dan bertindak menyeberang jalan yang penuh
bahaya. Tidak ada keraguan bahwa langkah yang di tempuhnya adalah benar. Menyelamatkan hidup dari bencana genangan
air. Tidak ada yang tersakiti, dirugikan dan terampas haknya dari setiap
langkah dan jejak. Maka Tuhan memberikan jalan. Kita terkadang berharap hidup lebih baik tetapi melupakan
tindakan yang benar. Bertindak dan berbuat menghalalkan segala cara dalam
mencapai tujuan. Menyakiti dan merugikan orang lain, merampas yang bukan
haknya. Maka tuhan akan menutup jalan.
Setiap
yang ada di sekitar kita memberikan pelajaran hidup yang berharga seperti
halnya apa yang di contohkan Kalajengking Hitam itu. Hidup ini amatlah rapuh, Tuhanlah
yang memberikan jutaan keselamatan hingga kita bisa bertahan dari detik ke detik
dan hijrah tidaklah mudah membutuhkan pengorbanan dan daya tahan terhadap
ujian. Sebelum petang kuhentikan langkah kakiku. Penat mulai menyergap dan rasa letih membekap
tubuh. Sejenak beristirahat di warung kaki lima yang baru saja mengelar
dagangannya. Sepiring nasi berlauk lalap dan tempe penyet tersaji dengan
segelas teh hangat siap untuk mengisi perut yang benar-benar lapar. Rasa syukur
dengan mengucap “Alhamdullilah”, terima
kasih Tuhan masih memberi anugerah rasa lapar dan lelah ini karena dengan itu
kita bisa merasakan nikmatnya makanan dan rasa bugar. Kaki melawan roda.
Berangkat seharian berjalan kaki dan pulang 2 jam menumpang bus yang penuh
sesak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar