SPIRITUALITAS
DALAM BEKERJA
“ Luar Biasa “, itulah
satu kalimat yang terucap untuk hasil kinerja salah satu staff di perusahaan
tempatku bekerja. Menghasilkan energi
menakjubkan ketika seseorang menyatukan spiritualitas dengan pekerjaan.
Pandangan hidup sederhana dan tidak terlalu filosofis. Langkah dan
tindakan yang di tujukan untuk pengabdian, rasa sayang dan ingin menolong. Menerjemahkan ibadah di setiap tetes keringat
dalam bekerja. Dimana saat sebagaian dari kita menomor satukan materialitas
sebagai motivasi dalam bertindak. Dia menempatkan spiritualitas sebagai bara api motivasi untuk membakar
semangat kerja.
Patuh pada aturan,
memahami saran, sigap dan terampil saat
didepan. Bukan pujian yang diharapkan. Semua di niatkan untuk membantu, menolong
dan mengasihi. Membantu perusahaan, menolong pimpinan dan mengasihi rekan dan
di situlah dia mendapatkan rasa bahagia. Jika dia seorang juru tagih (collector) di niatkan setiap daya upaya
dan usaha sebagai bagian dari ibadah,
mengingatkan seseorang akan kewajiban hutang dan membantu memberi solusi
penyelesaian. Kalau dia seorang sopir ( driver
), setiap pagi dan sore mencuci dan merawat mobilnya dengan baik karena mobil
adalah partner dalam bekerja yang perlu di kasihi. Siap mengantar dengan nyaman
setiap penumpang tanpa menghitung waktu karena niatnya untuk membantu dan menolong
setiap karyawan yang menggunakan mobil tersebut. Kalau dia menjadi marketing
atau account officer. Menerjemahkan target bukan hanya sebatas mengejar volume
penjualan tetapi bagaimana caranya bisa menolong dan membantu masyarakat akan akses
permodalan. Menolong, membantu dan mengasihi merupakan salah satu pondasi penting dalam analisa kredit karena
ada kejujuran dalam pemberian kredit kepada masyarakat. Terkadang dengan tidak memberi
fasilitas kredit justru akan membuat seseorang tertolong. Berprinsip semakin
banyak membantu orang maka akan lahir upaya marketing dan menghasilkan tindakan
silahturahmi kepada masyarakat. Adanya
upaya tentu akan di ikuti oleh hasil. Otomatis target tercapai dan bonus akan mengalir.
Seorang bekerja tidak
hanya bertujuan mendapatkan materi dari kinerjanya tetapi ada yang lebih dari
itu yaitu nikmat kebahagiaan. Tentu kita semua sepakat bahwa menolong, membantu
dan mengasihi adalah sumber kebahagiaan. Saya coba merenung apakah kebahagiaan yang
saya dapatkan jika materi ( gaji tiap bulan ) saya tumpuk penuh selama 1 tahun
untuk mendapatkan uang yang banyak tanpa
saya gunakan mengasihi tubuh saya dengan makanan layak, tanpa menolong istri
dan anak saya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bukan kebahagiaan
yang didapatkan dengan materi melimpah tetapi kesedihan karena yang pasti tubuh
akan di hampiri sakit, hidup akan sepi di tinggalkan keluarga.
Kekuatan spiritual yang
di transformasikan ke dalam pekerjaan membuat seseorang menjadi gila kerja
karena semakin banyak yang di kerjakan maka semakin banyak pula kebahagiaan
yang di dapatkan. Betapa bersemangatnya ketika dalam setiap lembar pekerjaan
yang kita buat ada doa untuk diri kita dan orang lain. Belenggu kemalasan akan
terputus oleh kuatnya keinginan untuk membangun
silahturahmi. Tak mengenal waktu menyelesaikan setiap pekerjaan dengan
harapan meringankan beban rekan kita dan memberikan akses bagi bawahan kita,
semata-mata untuk mengabdi, menolong dan mengasihi.
Satu kekuatan besar
dari cara sederhana telah di tunjukan dari seseorang yang senangtiasa
mentransformasikan spiritualitas kedalam
perbuatan bukan ke dalam perkataan. Manusia
adalah tempatnya salah dan lupa, setiap perkataan hanya akan tertanam
dalam fikiran tetapi perilaku dan
perbuatan akan tertanam di hati. Sebentar lagi menapaki tahun 2014, tidak ada
kata terlambat untuk meneladani bagi kita yang mencari bahagia. Menyirami jiwa kita dari kegersangan beban kerja dan
indikator materialitas yang tak mengenal rasa puas. Meniatkan bekerja untuk selalu mengabdi,
menolong dan mengasihi sesuai bahasa universal kebeningan hati. Kita bisa dan
selalu solid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar