MATAHARI
TERBIT ( SUNRISE )
Rasa lelah terbayar
sudah, menatap dunia tanpa tirai menghadap ketimur di pagi buta menyaksikan
peralihan gelap menuju terang. Di temani tanah basah, hembusan angin, dingin
udara dan tetesan embun. Menyaksikan matahari terbit, merah, bundar, besar lalu
berpendar pancarkan cahaya terang menyilaukan di puncak gunung. Suatu anugrah
luar biasa bagi para pendaki gunung di berikan waktu sejenak memahami dan
menikmati keagungan sang pencipta melalui proses bergantinya malam ke siang.
Mendaki gunung tidak
hanya sekedar matahari terbit ( sunrise )
yang menjadi tujuan dan harapan,
adalah sisi lain dari satu perjalanan spiritual yang selalu di rindukan. Menenggelamkan diri menghadap ke barat. Ruku
dan bersujud diatas bebatuan dalam sholat shubuh yang dingin sunyi dan ekstrem.
Mensyukuri apa yang Sang Kuasa berikan tentang kekuatan untuk berjalan, ketabahan
menghadapi tantangan dan Kesabaran
menjalani tujuan.
Dini hari ketika semua
terlelap dalam buaian mimpi, kita mewujudkannya. Saat sebagaian manusia menarik
selimut, kita menyingsingkan lengan. Datang memanggul ransel, melangkah pelan
terseok di punggungan gunung, melawan kantuk dan rasa lelah. Menghimpun
semangat berusaha untuk bisa dan bekerja keras. Memahami dan menyadari diri
kita seperti kura-kura yang sudah mengukur segalanya tidak menyombongkan diri
mengaku kancil yang pandai berlari karena mendaki gunung adalah satu tindakan.
Dalam tindakan selalu membutuhkan kekuatan, ketabahan dan kesabaran.
Mempersiapkan segalanya lebih dini dan mengawali lebih pagi ,berjalan setapak
demi setapak dengan konsisten. Mengapai tujuan tepat sesuai keinginan.
Mendaki gunung
mengajarkan cara berfikir positif dalam menjalani proses kehidupan. Memberikan pembanding antara mudah dengan
sulit, ramai dengan sunyi, gelisah dengan rasa damai, antara panas kota dengan
dingin desa, kenyang dengan lapar, antara kasur empuk dengan rumput kering,. Mencari lawan seimbang dari
kemapanan dan pembendung luapan keluhan.
Matahari terbit bukan
akhir dari sebuah tujuan tetapi sebuah awal. Puncak gunung bukan sebagai ujung
terakhir tetapi sebuah permulaan untuk hidup lebih berani menghadapi kenyataan.
Kenyataan bahwa kita memiliki keluarga, menjadi mahluk social dan bekerja
mencari nafkah. Setiap pekerjaan apapun
itu pasti ada kesempatan untuk mendaki puncak gunung tertinggi dan selalu ada
matahari terbit indah menunggu kita di sana.
Setiap perjalanan (
pekerjaan ) untuk mencapai tujuan tidak semua bisa di lewati dengan mulus dan
mudah. Adakalanya kita harus berhadapan dengan gunung yang tinggi, jurang yang dalam, badai yang menghempas,
terik yang menyengat, dingin yang mengigit dan ombak yang menggulung. Semua
rintangan, hambatan dan tantangan itu bisa di lalui dengan kekuatan mentalitas
yang di bangun dari motivasi dan fikiran positif serta kekuatan spiritual yang
di teguhkan oleh keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebait doa dan harapan
untuk menguatkan keyakinan “ Semoga kita
semua senangtiasa di berikan Alloh SWT kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam
menghadapi setiap tantangan pekerjaan dan kehidupan kita sehari-hari. AMIEN”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar